tag:blogger.com,1999:blog-18970577287446965092024-02-19T02:41:32.738-08:00Distro Dinar<center>Tempat Informasi dan Transaksi Dinar-Dirham</center>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-29069669135325684482012-09-08T09:29:00.000-07:002012-09-08T10:28:47.340-07:00Harga Emas : Waktunya Untuk Berselancar …? <span class="Apple-style-span" style="line-height: 18px; font-size: 12px;">ila mengikuti trend di data yang kami kumpulkan sejak lebih dari empat tahun lalu, bisa jadi hari-hari kedepan adalah waktunya untuk harga emas kembali bergejolak setelah ber-<em>hibernate </em><span> </span>selama setahun terakhir. Hal yang sama terjadi awal 2010, setelah harga emas ber-<em>hibernate</em> sejak awal 2009. Pemicu utamanya-pun sama yaitu <em>Quantitative Easing</em> yang dilakukan oleh <em>the Fed</em>-nya Amerika.</span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><img src="http://geraidinar.com/images/trend2012.jpg" alt="" border="0" /></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Meskipun belum dipastikan jumlah dan waktunya, <em style="mso-bidi-font-style: normal;">Quantitative Easing</em> (QE) tahap III sudah diindikasikan oleh <em style="mso-bidi-font-style: normal;">chairman</em>-nya <em style="mso-bidi-font-style: normal;">the Fed</em> akhir pekan lalu. Dua QE terdahulu yaitu tahun 2008 dan 2010 memang terbukti sangat efektif mendongkrak harga emas dunia untuk melejit ke tingkat harga sekarang yang sudah lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan masa-masa sebelum dunia mengenal QE.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Hanya saja ada satu faktor lagi yang dominan yang bisa mempengaruhi harga emas dunia yang kini ada – yang tidak ada pada tahun 2008 atau 2010, yaitu faktor krisis Eropa. Krisis Eropa yang meluas sejak setahun terakhir telah ‘menyamarkan’ permasalahan yang dihadapi di Amerika. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Kinerja ekonomi Amerika yang belum juga berkilau meskipun sudah dua kali dipacu dengan QE I dan QE II, tersembunyikan oleh menguatnya Dollar yang diburu orang yang meninggalkan Euro karena kekawatiran akan krisis yang melanda di wilayah itu.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Pekan ini <em style="mso-bidi-font-style: normal;">European Central Bank</em> (ECB) akan mengumumkan langkah-langkahnya untuk penyelamatan krisis di kawasan itu. Bila pasar merasa <em style="mso-bidi-font-style: normal;">comfortable</em> dengan upaya yang akan dilakukannya, maka Euro akan kembali menguat – Dollar akan nampak wajah aslinya dan emas akan mendapat satu lagi daya dorong untuk naik ke atas.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Sebaliknya, bila pasar tidak merasa langkah yang ditempuh ECB akan efektif – Euro akan tetap lemah dan orang akan tetap berburu Dollar. Dollar akan tetap relatif perkasa dibandingkan pesaing-pesaingnya, dampak dari QE III untuk sementara mungkin akan teredam dan harga emas bisa ber-<em style="mso-bidi-font-style: normal;">hibernate</em> dalam waktu yang lebih panjang.</span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"><em style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;">Either way</span></em><span style="font-size: 9.0pt; line-height: 150%;"> berspekulasi dengan fluktuasi harga emas dalam jangka pendek tetap tidak kita anjurkan, tetapi memproteksi hasil jerih payah Anda dari penurunan nilai yang tidak terhindarkan ketika mata uang dunia menyusut terus daya belinya – memang sebaiknya dilakukan dengan fokus jangka panjang. Wa Allahu A’lam.<br /></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-64670264775050749012012-02-25T17:21:00.001-08:002020-03-17T10:11:42.410-07:00Apa Kabar Harga Emas…?<strong><span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Yunani</span></strong><span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"></span><span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> - Krisis Yunani dan beberapa negara Eropa lain yang mirip, telah menyandera harga emas selama lebih dari enam bulan ini. Dalam posisi <em>status quo</em> – dunia akan tetap menunggu seperti yang terjadi selama ini. Bila dalam waktu dekat masalah Yunani ini bisa ada penyelesaian yang diterima pasar, maka Euro Zone akan ikut terakngkat – Euro naik, US Dollar turun dan emas juga naik.</span> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Sebaliknya bila masalah Yunani ini memburuk, Euro akan terseret memburuk, pasar lari ke Dollar- Dollar naik dan emas akan turun. Ini adalah efek jangka pendeknya bila situasi Yunani memburuk tetapi tidak atau belum sampai dinyatakan secara resmi sebagai gagal bayar atau <em>default</em>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Bila situasinya terus memburuk dan akhirnya Yunani harus dinyatakan <em>default</em>, maka seluruh system keuangan dunia akan terkena getahnya. Termasuk bank-bank besar dunia yang berpusat di Amerika Serikat. Pasar produk <em>derivatives</em> bank-bank di Amerika ini mencapai sekitar US$ 250 trilyun, menurut King World News sekitar US$ 30 trilyun-nya adalah berupa <em>Credit Default Swaps</em> (CDS) yang tentu mengalir jauh sampai Yunani juga. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Kerugian melalui CDS inilah yang kemudian harus diserap oleh bank-bank besar Amerika – yang karena <em>magnitude</em> –nya sangat besar, gempa financial yang ditimbulkannya juga akan sangat dasyat. ‘Gempa-gempa’ financial global skala kecil dan menengah yang sudah terjadi selama lima tahun terakhir, bisa jadi barulah <em>symptoms</em> atau gejala-gejala dari ‘gempa’ yang lebih besar dalam waktu yang tidak terlalu lama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Bila perbankan Amerika jatuh, US$ juga akan terseret jatuh dan harga emas akan kembali menjulang tinggi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Maka inilah cara statistik memotret gejala-gejala di alam ataupun di pasar. Statistik memotret trend apa adanya – bukan opini saya atau opini Anda. Untuk jangka pendek misalnya – 6 bulan dan 1 tahun, bisa saja harga turun karena statistik 12 bulan terakkir memang menunjukkan kemungkinan ini. Namun untuk periode 2 – 3 tahun seluruh pendekatan statistik menunjukkan trend lonjakan yang sangat significant, karena memang itu pulalah yang dipotret gejala-gejalanya yang terjadi selama 2 – 3 tahun terakhir.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> </span><strong><span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;">Iran</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Krisis Iran bisa menjadi bola liar yang juga akan mengguncang ekonomi dunia bila tereskalasi tidak terkendali dalam waktu dekat. Dampak langsungnya sudah terasa pada harga minyak dunia yang sudah menyentuh US$ 105/barrel pagi ini - pada saat artikel ini saya tulis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Krisis Iran ini bisa mempengaruhi harga emas dunia melalui dua jalur, yaitu pertama naiknya harga minyak dunia yang pada umumnya diiringi oleh naiknya harga emas. Dan kedua ketidak-pastian ekonomi dunia yang ditimbulkannya, setiap kali ketidak-pastian ini meningkat – pasar akan mencari tempat berpegang yang aman atau <em>safe haven</em>, dan emas-lah <em>safe haven</em> yang paling terbukti efektivitasnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> </span><strong><span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;">China</span></strong></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> China yang selama ini perkasa, mulai juga terkena dampak berlarutnya <em>status quo</em> krisis di negara-negara tujuan ekspornya. Dalam upaya mendorong ekonominya, baru-baru ini China menurunkan <em>reserve requirement</em>-nya yang diharapkan berdampak pada peningkatan daya saing ekonomi-nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Amerika yang merupakan mitra dagang utama China, pasti juga akan terpengaruh dengan kebijakan otoritas China ini. Dollar akan turun dan berarti harga emas dunia akan terdorong naik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Sebenarnya masih banyak hal lain yang bisa mempengaruhi fluktuasi harga emas dunia kedepan, termasuk kondisi internal ekonomi Amerika dengan US$-nya. Tetapi tidak semua saya uraikan dampaknya di tulisan ini kawatir menjadi terlalu panjang untuk satu tulisan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "helvetica"; font-size: 9pt; line-height: 150%;"> Dari sejumlah faktor tersebut, klik grafik diatas akan membantu menyederhanakan kurang lebih seperti apa harga emas kedepan. <em>Tips</em>-nya sederhana, jangan berspekulasi dengan harga emas dalam jangka pendek, tetapi amankan jerih payah Anda selama ini – khususnya dana yang Anda sisihkan untuk biaya sekolah anak-anak, dana pension, tunjangan hari tua, tabungan rumah, tabungan biaya kesehatan dan dana-dana lain yang peruntukannya jangka panjang. Wa Allahu A’lam. [Gerai Dinar]</span></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-78823314952385194952012-01-28T18:04:00.000-08:002012-03-28T18:08:15.813-07:00Krisis Palsu Minyak dan Pangan<span class="Head09">Zaim Saidi - Direktur Wakala Induk Nusantara </span><br /> <span class="Head04">Pertanyaan kita adalah apakah penyebab dan akar krisis ekonomi dan pangan tersebut? Apakah kelangkaan (scarcity) dari sumber energi dan pangan, sebagaimana dikatakan oleh para pejabat? Ataukah inflasi sebagaimana dikatakan oleh para ekonom? Ataukah ada persoalan lain?</span><br /><br /><span class="pDetail">Salah satu faktor yang dituding sebagai penyebab krisis ekonomi dunia akhir-akhir ini adalah harga minyak mentah dunia. Dalam kurun enam bulan belakangan ini, menyusul krisis kredit perumahan di AS sejak September 2007, harga minyak terus-menerus naik. Sebelum memasuki kuartal terakhir 2007 lalu harga minyak hanya sekitar 70 dolar AS. Dalam waktu yang tak terlalu lama harga ini bergejolak dan, sesudah melewati angka psikologis 100 dolar AS/barel, terbukti tak kunjung reda, bahkan kini telah mencapai angka tertingginya, 115-an dolar AS.<br /><br />Belum ada tanda-tanda gejolak ini akan berakhir, kita disodori oleh krisis baru yang lebih mengkhawatirkan, yakni krisis pangan. Media masa memberitakan mulai terjadinya kerusuhan di berbagai kota di dunia. Insiden orang kelaparan pun makin membayangi. Para pejabat di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) bahkan menyebutkan krisis pangan ini sebagai <em>the silent tsunami</em> yang melanda dunia.<br /><br />Pertanyaan kita adalah apakah penyebab dan akar krisis ekonomi dan pangan tersebut? Apakah kelangkaan (<em>scarcity</em>) dari sumber energi dan pangan, sebagaimana dikatakan oleh para pejabat? Ataukah inflasi sebagaimana dikatakan oleh para ekonom? Ataukah ada persoalan lain?<br /><br />Tulisan ini ingin membuktikan bahwa memang ada persoalan yang ditutup-tutupi, atau setidaknya dialihkan, hingga akar masalah yang sebenarnya tidak diketahui umum.<br /><br /><br /><br /> <strong>Komodifikasi dan Muslihat Uang Kertas</strong><br />Persoalan sesungguhnya bukan terletak pada komoditi itu sendiri, baik minyak atau pun pangan atau komoditi apa pun, melainkan pada manipulasi yang merusak tatanan alamiah. Krisis minyak atau pangan, atau komoditi apa pun, tidak pernah disebabkan oleh kelangkaan komoditi itu sendiri. Implikasinya, krisis komiditi tidak pernah bermula dari komoditi itu sendiri, melainkan bermula dari komodifikasinya dan alat transaksi yang digunakan sebagai penukar komoditi tersebut, yakni uang fiat (kertas) yang tidak memiliki nilai apa pun kecuali selembar kertas itu sendiri.<br /><br />Pertama-tama kita pahami, pada dataran teknis, memang ada persoalan distribusi, tapi bukan produksi. Sumber daya alam (SDA) selalu melimpah, kalau tidak di semua daerah, di suatu daerah lainnya. Persoalannya, dalam era kapitalisme sekarang ini, sumber daya alam (SDA) sepenuhnya telah dikomodifikasikan, artinya dikuasai hanya oleh segelintir orang. Ketika telah dikomodifikasikan maka SDA tidak lagi diproduksi dan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan semua orang, melainkan untuk memenuhi ketamakan segelintir orang yang menguasainya.<br /><br />Lantas, kedua, ketika komoditi itu telah berada di tangan segelintir orang, maka fungsi asasinya sebagai alat pemenuhan kebutuhan hidup manusia tidak lagi dipedulikan, komoditi sepenuhnya menjadi sumber kekayaan. Inilah hal sebenarnya yang hari-hari ini sedang kita saksikan: kelangkaan energi dan pangan yang jadi persoalan mayoritas manusia, dijadikan sumber kekayaan-melimpah segelintir orang yang menguasainya di gudang-gudang mereka. Dengan kata lain, krisis minyak dan pangan, yang digembar-gemborkan media massa di seluruh dunia saat ini, adalah semu belaka.<br /><br />Dan, ketiga, hal inilah yang seharusnya membuka mata kita semua, sebagaimana akan ditunjukkan di bawah nanti, sistem mata uang kertas sebagai pengganti komoditi, adalah instrumen penghisapan oleh segelintir orang. Sistem uang kertas adalah sistem rente, atau riba, yang sangat menindas, karenanya diharamkan dalam Islam. Alat tukar yang halal (karena keadilannya) haruslah sesama komoditi, dua yang terbaik di antaranya emas dan perak.<br /><br /><br /><br /> <strong>Dalam Dinar Harga Minyak Stabil</strong><br />Harga minyak mentah (Indonesia) terus mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir, dari 37.58 dolar AS (2004) menjadi 53.4 dolar AS (2005), menjadi 64.29 dolar AS (2006), menjadi 72.36 dolar AS (2007), dan terakhir melonjak menjadi 95.62 dolar AS/barel (2008). Kenaikannya adalah 154% (dari 37.58 menjadi 95.62 dolar AS/barel). Kalau kita ambil harga minyak mentah dunia, pada tingkat yang tertinggi sekarang ini, taruhlah sekitar 115 dolar AS/barel, maka kenaikannya lebih tinggi, 206%. Secara <em>flat</em> kenaikan rata-rata harga minyak mentah Indonesia per tahunnya (dalam dolar AS) adalah 38.5%, sedang minyak dunia sebesar 50.1%.<br /><br />Sementara itu, kurs dinar emas sendiri dari tahun ke tahun juga terus-menerus naik. Pada tahun 2004 satu dinar adalah 54 dolar AS, menjadi 60 dolar AS (2005), berikutnya (2006) menjadi 85 dolar AS, lalu 95 (2007), dan saat ini (2008) menjadi 127 dolar AS, sebelum kembali turun ke 117 dolar AS (Mei 2008). Jadi, dinar emas sendiri mengalami apresiasi cukup besar, meskipun lebih rendah dari kenaikan harga minyak mentah, yaitu 135% (dari 54 dolar AS menjadi 117 dolar AS/dinar). Rata-rata apresiasi dinar emas per tahun, dalam periode ini, adalah 29.16%, terpaut sekitar 9% dari rata-rata kenaikan harga minyak mentah (Indonesia) di atas.<br /><br /> <img src="http://wakalanusantara.com/detilurl/images/tab03.jpg" /> Sekarang kita lihat harga minyak mentah, dalam periode yang sama, dalam dinar emas. Pada tahun 2004 harga minyak mentah Indonesia adalah 0.7 dinar emas/barel, yang sesudah mengalami kenaikan lumayan tinggi setahun kemudian (2005) yakni 28%, menjadi 0.9 dinar emas/barel, kembali turun 11% setahun kemudian (2006) menjadi 0.76 dinar emas/barel. Dalam kurun tiga tahun terakhir, ketika situasi sangat tidak stabil � yang selalu ditampilkan kepada kita sebagai �krisis� � harga minyak dalam dinar emas justru sangat stabil, tidak beranjak dari 0.76 dinar emas/barel. Dalam periode ini (2006-2008) harga minyak mentah dalam dolar AS naik secara drastis, sekitar 49%! (dari 64.29 ke 95.62 dolar AS/barel). Dalam dinar emas tidak berubah alias kenaikannya 0%!<br /><br />Dengan cara ini kita melepaskan kaitan antara SDA dengan uang kertas (dolar AS). Kita kembalikan kaitan antara satu SDA (minyak) dan SDA lainnya (emas). Dengan jelas terbukti, antara keduanya, tidak terjadi pergeseran nilai tukar, inflasinya 0%. Kalau pun terjadi pergeseran, lebih karena faktor alamiah, kelangkaan atau kelebihan pasok, yang dalam waktu segera mengalami keseimbangan baru, sesuai dengan hukum <em>supply-demand </em>itu sendiri. Dengan adanya intervensi uang kertas, sebagai pengganti salah satu SDA yang dipertukarkan, dengan nilai nominal yang ditetapkan secara paksa oleh hukum negara, rusaklah hukum alamiah <em>supply-demand</em> ini. Segelintir orang, para pengganda uang kertas itu lah, yang meneguk keuntungan sepenuhnya dari rusaknya hukum alam tersebut. Maka, timbullah krisis palsu SDA seperti saat ini. Krisis yang sebenarnya adalah pada sistem mata uang kertas! [Wakala Nusantara]<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-4952787945595123782011-02-11T18:36:00.000-08:002011-02-11T18:36:51.739-08:00Dengan Dollar Mereka Membiayai Perang dan Menjajah... <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl-Xvu5ib4NsCfjM8TTRPd7o9R7qocs2fkLd4XDAHX03tHDefFZtKXuOI3nrY69IA2UHtTfeWfOTZWMAtVcyxUgMtqhquFGZm72FhcDeMOK8P7C3Dk1CQc8ky1veYongXAUkiXzKk4ICk/s1600/BILLNOTBURN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl-Xvu5ib4NsCfjM8TTRPd7o9R7qocs2fkLd4XDAHX03tHDefFZtKXuOI3nrY69IA2UHtTfeWfOTZWMAtVcyxUgMtqhquFGZm72FhcDeMOK8P7C3Dk1CQc8ky1veYongXAUkiXzKk4ICk/s320/BILLNOTBURN.jpg" width="320" /></a></div><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Helvetica;">Hari-hari ini kita miris melihat siaran televisi tentang kekacauan di negeri saudara kita Mesir. Kita mudah ber-emphaty terhadap apa yang terjadi di Mesir sekarang oleh sebab dua hal, pertama kita memiliki pengalaman traumatis yang sama yaitu ketika terjadi pergantian rezim di negeri ini tahun 1998. Kedua karena Mesir memiliki kemiripan dengan kita dalam arti mayoritas penduduknya Muslim. Namun yang membuat kita lebih miris lagi adalah bukan karena kekacuan fisik tersebut, tetapi kemerdekaan berpikir yang nampaknya sudah lama terampas dari rakyat negeri itu.<a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Bayangkan di puncak krisis kepemimpinan yang terjadi hari-hari ini, muncul statement dari para tokoh negeri itu sendiri bahwa siapapun pengganti Hosni Mubarak sekarang – dia haruslah direstui oleh Amerika dan tidak membuat marah Israel !. Inilah musibah terbesar itu, rupanya selama ini negeri saudara kita<span> </span>itu tidak sepenuhnya merdeka – mereka begitu dekatnya bergaul dan sangat bisa jadi juga didikte oleh negara-negara yang memusuhi negeri-negeri<span> </span>Muslim.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Maka saya tidak heran, mengapa Mesir tidak bersahabat ketika saudara-saudara seiman kita di Gaza sangat membutuhkan bantuan. Bahkan untuk sekedar memberi akses jalan ke mereka saja, Mesir enggan memberikannya. Ada apa sih dibelakang ini semua ?. Ternyata ujung-ujungnya Fulus (uang Fiat) juga !.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Sampai tahun lalu, Israel dan Mesir adalah dua negara yang paling banyak mendapatkan bantuan keuangan dari pamannya mereka Uncle Sam. Dua negara itu secara bersama-sama menerima sekitar 1/3 dari bantuan Amerika ke negara lain. Sepuluh tahun terakhir, setiap tahun Mesir menerima bantuan antara US$ 1.5 Milyar (2009) sampai US$ 2.1 Milyar (2002) , sementara Israel setiap tahun mendapatkan bantuan antara US$ 2.3 Milyar (2009)<span> </span>sampai US$ 3.2 Milyar (2010). Yang lebih memprihatinkan lagi ternyata bagian terbesarnya bantuan tersebut adalah untuk militer – bukan untuk kemanusiaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Helvetica;">US$ 1.3 Milyar dari US$ 1.55 Milyar bantuan AS ke Mesir tahun 2010 atau 84%-nya adalah untuk Militer dan hanya 16 %-nya yang untuk bantuan ekonomi. Untuk Israel di tahun yang sama, US$ 2.8 Milyar dari US$ 3.2 Milyar atau 88 %-nya untuk militer dan hanya menyisakan 12% untuk bantuan ekonomi. Dengan kata lain adalah bantuan Amerika ke Mesir maupun Israel, sangat condong pada membangun kemampuan dua negara tersebut untuk berperang ketimbang untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Lantas dengan besarnya bantuan AS untuk membangun kekuatan militer Mesir dan Israel tersebut secara bebarengan ini, sesungguhnya dua negara ini dipersiapkan untuk berperang melawan siapa ?. Tentu bukan untuk persiapan perang antar keduanya, tetapi persiapan berperang melawan negeri-negeri di sekitarnya. Padahal negeri-negeri di sekitarnya adalah negeri-negeri Arab - yang notabene mayoritas penduduknya adalah Muslim !. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Pertanyaannya berikutnya adalah bagaimana negeri dengan hutang </span><span style="font-size: 9pt;"><a href="http://www.geraidinar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=524:harga-emas-dan-uang-dari-awang-awang-bank-sentral&catid=35:dinar&Itemid=84"><span style="font-family: Helvetica;">setinggi langit seperti AS</span></a></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">, bisa membiayai kekuatan militer negara lain , dan dari waktu-kewaktu bahkan memerangi negara-negara lain tanpa hentinya seperti yang terjadi di Afganistan, Iraq dan entah negara mana lagi yang akan dijadikannya medan perang berikutnya ?.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Kembali jawabannya ada di uang kertas US$ mereka. Dahulu presiden-presiden awal yang taat konstitusi negeri itu bila hendak terlibat perang harus mengajukan anggarannya dahulu ke Congress.<span> </span>Bila tidak ada uang, maka perang tidak jadi dilaksanakan. Atau mereka akan membebankan ke rakyat biaya perang ini dengan menaikkan pajak misalnya– maka inipun perlu persetujuan Congress – lagi-lagi bila tidak disetujui, perang-pun tidak jadi dilaksanakan. Namun masalah anggaran perang ini menjadi tidak terlalu penting lagi pasca dihilangkannya kaitan antara uang US$ dengan emas Agustus 1971.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Itu dahulu, kini anggaran perang – atau membiayai peralatan perang – hanyalah sekedar angka-angka saja, mau US$ 5 milyar, US$ 50 milyar atau US$ 500 milyar – cukuplah angkanya sebagai informasi saja – tetapi tidak menjadi faktor penentu apakah perang dilaksanakan atau tidak, apakah peralatan perang dibeli/dibuat atau tidak.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Tidak lagi ada yang terlalu peduli, berapa uang yang mereka keluarkan untuk perang atau membangun kekuatan untuk berperang ini baik untuk negeri sendiri ataupun untuk negeri lain seperti Israel dan Mesir tersebut diatas. Maka tidak heran, bila Amerika bisa membiayai perang Iraq yang sampai saat ini telah menelan biaya US$ 775 Milyar, dan perang Afganistan yang telah menelan biaya US$ 375 Milyar – sehingga untuk kedua perang ini saja mereka telah mengeluarkan US$ 1.15 trilyun.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Lagi-lagi dari mana mereka dapat uang untuk membiayai perang ini ?,<span> </span>dari mana mereka mengeluarkan biaya perang US$ 1.15 trilyun -<span> </span>padahal sampai detik ini mereka berhutang lebih dari US$ 14 trilyun ?. Ya dari hutang tadi-lah mereka membiaya perang ini. Namun kalau mereka secara terang-terangan mengeluarkan surat hutang untuk membiaya perang Iraq dan Afganistan misalnya, siapa yang mau memberinya pinjaman ? ya nggak ada.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Maka yang mereka lakukan adalah dengan mencetak uang US$, yang kemudian melalui system financial mengalir ke seluruh dunia dalam berbagai bentuknya, termasuk untuk membiaya perang atau peralatan perang tadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Jadi dengan Dollar mereka yang dicetak dari awang-awang, mereka membiayai perang Iraq dan Afganistan. Dengan Dollar mereka, mereka membuat negeri seperti Mesir<span> </span>‘terjajah’ -<span> </span>bahkan untuk memilih pemimpin-pun harus yang direstui Amerika – dan yang tidak membuat marah sekutu mereka Israel !.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Lantas bila kita tahu bahwa dengan Dollar-nya Amerika bisa membiaya perang<span> </span>di negeri-negeri Muslim seperti Iraq dan Afganistan, dengan Dollarnya pula mereka ‘menjajah’ negeri dengan penduduk mayoritas Muslim seperti Mesir – maka sesungguhnya umat ini bisa bersama-sama menghindarkan diri dari perang yang tidak perlu , dan membebaskan diri dari bentuk-bentuk penjajahan modern – bila kita mau meninggalkan US$ secepatnya. InsyaAllah kita bisa !. [sumber: geraidinar.com]</span></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-22929373659914018392010-09-15T00:53:00.000-07:002011-02-11T18:37:24.069-08:00Redenominasi dan Sanering Bagian Sistem Riba <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRYa08m4sRp_4ge64k-FSo6v5hxQuJXFt3mImyZBcuRj7Nkl7HqnxbSbBeRUQAK8EsMUg-s3tX5VhVeZ0KgyuIXqNduiZH8roFVPQTD-tW5VkIQDulvODuFPfSipc7Ml_JTxVnq3HE5Q8/s1600/guntinguang_BI.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRYa08m4sRp_4ge64k-FSo6v5hxQuJXFt3mImyZBcuRj7Nkl7HqnxbSbBeRUQAK8EsMUg-s3tX5VhVeZ0KgyuIXqNduiZH8roFVPQTD-tW5VkIQDulvODuFPfSipc7Ml_JTxVnq3HE5Q8/s320/guntinguang_BI.jpg" /></a></div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
Ilmu ekonomi ribawi menyebutkan bahwa redenominasi itu berbeda dengan sanering. Jika redenominasi itu adalah pemotongan angka uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilainya. Sedangkan sanering adalah pemotongan nilai uang menjadi lebih kecil dan mengubah nilainya. <br />
<br />
Dalam redenominasi, rp 10.000 dipotong menjadi rp 10, dengan harga barang yang semula rp 10.000 juga berubah menjadi seharga rp 10. Fisik kertasnya tidak digunting sebagaimana yang dilakukan di program sanering. <br />
<br />
Berbeda dengan sanering yang secara fisik kertasnya dipotong atau digunting. Dimana rp 10.000 dipotong menjadi rp 10, sehingga dengan demikian harga barang yang semula rp 10.000 belum tentu berubah menjadi seharga rp 10. <br />
<br />
Jadi, katanya redenominasi hanya semacam penyederhanaan penulisannya saja yang tidak akan merugikan. Sedangkan sanering itu merugikan, lantaran berubah nilainya. Katanya program sanering itu dilakukan karena ekonomi negara itu sangat buruk yang mendekati ambruk karena hiper inflasi. Sedangkan program redenominasi itu dilakukan karena tujuan efisien penulisan dan pembukuan saja. Benarkah begitu ? <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Pemotongan sejumlah digit nominal kertas pada program redenominasi itu ternyata juga ada potensi meleset, dalam arti kata tak serta merta pasti diikuti dengan penyesuaian harga berdasarkan nominal baru itu. <br />
<br />
Terlepas dari perdebatan soal definisi dan tetek bengek perbedaan antara redenominasi dengan sanering, sebenarnya ada apa kok Bank Indonesia mulai mewacanakan akan melakukan redenominasi seperti yang dilansir di Republika online. <br />
<br />
”Redenominasi berbeda dengan sanering. Ini nilainya tidak berubah, hanya penulisannya disederhanakan,” kata Kepala Biro Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Iskandar Simorangkir, Selasa (4/5). Menurutnya, saat ini sudah banyak pertokoan besar yang juga sudah mempraktikkan ‘redenominasi’ dalam pelabelan harga. <br />
<br />
Untuk menyederhanakan perbedaan redenominasi dengan sanering, Iskandar memberikan contoh harga beras. Misalnya, harga beras satu kilogram Rp 5.000. Dengan redenominasi, tiga digit nol dihilangkan, maka harga beras menjadi Rp 5. Harga beras tetap, hanya nominalnya disederhanakan. Daya beli uang yang terkena redenominasi pun tetap. Uang Rp 5 tetap bisa membeli satu kilogram beras. <br />
<br />
Jika sanering yang berlaku, harga beras yang semula Rp 5.000 itu tidak serta-merta ikut menjadi Rp 5. Bisa jadi harga beras tetap Rp 5.000 atau Rp 50. ”Dengan sanering , yang berubah adalah nilai uangnya, bukan penulisan nominalnya. Ini yang merugikan rakyat,” kata Iskandar. <br />
<br />
Menurut kabar, kewenangan mengetuk palu perihal keputusan kebijakan redenominasi itu, jika jadi dilaksanakan, ada pada pemerintah (lembaga eksekutif) bukan pada BI (Bank Indonesia). <br />
<br />
<b>Pemilik Pecahan Uang Kertas dengan Angka Terbesar di Dunia </b><br />
<br />
Indonesia adalah negara pemilik pecahan mata uang terbesar ketiga di dunia, dengan pecahan mata Rupiah sebesar 100.000. Negara pemilik pecahan mata uang terbesar kedua di dunia adalah Vietnam, dengan pecahan mata uang Dong Vietnam sebesar 500.000. Zimbabwe di urutan pertama dengan pecahan sebesar 10 juta dolar Zimbabwe. Makanya Zimbabwe melakukan redenominasi. <br />
<br />
Nah, jika Indonesia kemudian mengikuti jejak langkah Zimbabwe dengan melakukan redenominasi, maka Indonesia inginnya terlepas dari daftar negara-negara dengan pecahan angka kertas terbesar di dunia. Karena hanya ada 2 pilihan, mau cetak kertas dengan angka yang lebih banyak lagi atau angkanya mau dipotong biar kelihatan lebih sedikit. <br />
<br />
Redenominasi Zimbabwe <br />
<br />
Pada tanggal 1 Agustus 2006 pemerintah Zimbabwe mendevaluasi uangnya 60 % dan pada saat yang sama melakukan redenominasi dengan menghilangkan tiga angka nol di belakang. Sebelumnya us$ 1 = zwd 101,000 menjadi us$ 1 = zwd 250. <br />
<br />
Setelah langkah ini dilakukan ternyata tidak sesuai dengan dugaan karena harga-harga barang dan jasa tidak mau mengikutinya sehingga terjadi inflasi besar-besaran. Pada tahun 2007 pemerintah sampai harus membuat peraturan yang aneh yaitu menyatakan bahwa inflasi adalah melanggar hukum negeri itu, artinya tidak boleh ada pihak yang menaikkan harga. <br />
<br />
Beberapa eksekutif perusahaan harus masuk bui gara-gara menaikkan harga produknya. Artinya harga barang dipaksa harus mengikuti nilai fiat money (nilai semu) bukan mengikuti nilai komoditi (nilai riil). <br />
<br />
Langkah yang tidak biasa inipun tidak mempan juga, akhirnya terjadi lagi perubahan rate 11,900 % yaitu menjadi 1 US$ = ZWD 30,000 – ini angka resmi; angka tidak resminya ada di pasar gelap yaitu 1 US$ = ZWD 600,000. <br />
<br />
Apakah dengan demikian uang kertas tersebut dapat diselamatkan? Tidak juga, per Juni 2008 Zimbabwe mengalami inflasi 9.030.000 %. Maka terjadilah redenominasi yang kedua dengan menghilangkan 6 angka di belakang (1.000.000 menjadi 1). <br />
<br />
Redenominasi yang kedua sama saja malah memicu inflasi ribuan persen. Otoritas moneter Zimbabwe tidak melakukan pemotongan atas fisik uangnya, tapi dengan mengeluarkan pecahan dalam nilai baru yang sudah disesuaikan dengan nilai redenominasi. <br />
<br />
Harga-harga barang dan jasa tidak mengikuti nilai redenominasi itu sehingga dimana program yang ingin dijalankannya itu sebenarnya adalah redenominasi, tapi kenyataan yang terjadi di lapangan menjadi sanering. <br />
<br />
Satu pak kecil kopi produksi dalam negeri saat itu mencapai 1 miliar dolar Zimbabwe. Sepuluh tahun lalu, jumlah uang sebesar itu sudah dapat digunakan untuk membeli 60 mobil baru. <br />
<br />
Sejumlah industri manufaktur saat itu beroperasi dengan kapasitas 30%. Hal itu karena semakin banyak karyawan yang tidak dapat pergi ke lokasi kerja karena lonjakan ongkos bus yang tinggi. <br />
<br />
Pemotongan enam digit nominal mata uang tak diikuti dengan penyesuaian harga berdasarkan nominal baru. Jadi, harga barang dari 1.000.000 bukan menjadi 1, tetapi menjadi 1000. Ini yang memicu inflasi besar-besaran di Zimbabwe. <br />
<br />
Banyak pihak juga akhirnya memilih menggunakan berbagai mata uang asing, akibatnya, hiperinflasi. Denominasi mata uang mengalami peningkatan, barisan angka nol pada mata uang semakin banyak. Tadinya ingin mengurangi angka nol malah tambah banyak. <br />
<br />
Dolar Zimbabwe nyaris hilang nilainya baik dalam aktivitas komersil ataupun sebagai pendapatan. Saat itu, lebih banyak transaksi bisnis dilakukan dengan menggunakan dolar as, baik secara terbuka maupun tertutup. Ada juga orang yang mulai paham dengan menggunakan emas untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari sehingga tidak terkena dampak sanering. <br />
<br />
Bulan Juli 2008, bank sentral Zimbabwe menerbitkan mata uang senilai 100 miliar dolar Zimbabwe setelah inflasi mencapai 2.000.000 %. Padahal, tiga bulan sebelumnya, baru dicetak mata uang 50 juta dolar Zimbabwe. Ketika itu, 100 miliar dolar Zimbabwe hanya bisa membeli tiga butir telur. <br />
<br />
Kertas 500 juta dollar zimbabwe kalau dikonversi ke us dollar amerika cuma dihargai 2 dolar. Harga-harga melambung begitu cepat hanya dalam hitungan menit bahkan detik, tak heran jika karyawan toko-toko di zimbabwe begitu sibuk mengganti label harga jika terjadi perubahan harga. <br />
<br />
Nilainya di pasar gelap hanya setimpal dengan 33 dolar us. Akhirnya pada Agustus 2008, dilakukan redenominasi yang ketiga kalinya yaitu pemangkasan 10 digit angka nol. Uang 10 miliar dolar menjadi 1 dolar. <br />
<br />
Karena lonjakan inflasi semakin menggila, pada Januari 2009 bank sentral negeri Afrika itu kembali mencetak rekor dengan menerbitkan mata uang berdenominasi terbesar sepanjang sejarah manusia, 100 triliun dolar. <br />
<br />
Februari 2009, bank sentral kembali melakukan redenominasi yang keempat kalinya dengan memangkas 12 digit angka nol. Mata uang 1 triliun dolar tinggal menjadi 1 dolar Zimbabwe. Pecahan mata uang terbesar hanya 500 dolar Zimbabwe. Kasihan, mau-maunya dibodoh-bodohin. <br />
<br />
<b>Sejarah Sanering di Nusantara </b><br />
<br />
Sanering alias pemotongan nilai mata uang yang pernah terjadi di Indonesia pada 1952, 1959, dan 1966. Pada tahun 1952 yang lebih dikenal dengan “gunting syafruddin”, mata uang keluaran NICA (Belanda) dibelah dua dan hanya sebelah kiri yang berlaku dengan nilai setengahnya. <br />
<br />
Tahun 1959, sebulan setelah Dekrit Presiden, juga dilakukan pemotongan nilai uang setengahnya. Tahun 1966, ketika inflasi sangat tinggi, kertas seribu rupiah dipotong menjadi tinggal 1 rupiah. Namun, situasi ekonomi yang masih kacau membuat harga barang kembali melonjak gila-gilaan, terutama bahan pokok, seperti beras yang masih banyak diimpor. <br />
<br />
<b>Gunting Syafruddin </b><br />
<br />
Pada tanggal 19 Maret 1950,sanering pertama kali dikenal dengan nama “gunting syafrudin” dimana uang kertas betul-betul digunting menjadi dua secara fisik dan nilainya. Dia memerintahkan agar seluruh ‘uang merah’ NICA (Nederlandsch Indië Civil Administratie) dan uang De Javasche Bank/DJB (bentukan penjajah belanda yang kemudian berubah nama menjadi BI/Bank Indonesia) yang bernilai rp 5 ke atas digunting menjadi dua bagian. <br />
<br />
<a href="http://warungghuroba.files.wordpress.com/2010/07/untitled8.jpg"><img src="http://warungghuroba.files.wordpress.com/2010/07/untitled8.jpg?w=212&h=108http://warungghuroba.files.wordpress.com/2010/07/untitled8.jpg?w=212&h=108" /></a><a href="http://warungghuroba.files.wordpress.com/2010/07/untitled9.jpg"><img src="http://warungghuroba.files.wordpress.com/2010/07/untitled9.jpg?w=191&h=109" /></a> <br />
<br />
Gunting Sjafruddin adalah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Syafruddin Prawiranegara, Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta II, yang mulai berlaku pada jam 20.00 tanggal 10 Maret 1950. <br />
<br />
Menurut kebijakan itu, “uang merah” (uang NICA) dan uang De Javasche Bank dari pecahan Rp 5 ke atas digunting menjadi dua. Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai setengah dari nilai semula sampai tanggal 9 Agustus pukul 18.00. <br />
<br />
Mulai 22 Maret sampai 16 April, bagian kiri itu harus ditukarkan dengan uang kertas baru di bank dan tempat-tempat yang telah ditunjuk. Lebih dari tanggal tersebut, maka bagian kiri itu tidak berlaku lagi alias dibuang. <br />
<br />
Guntingan kanan dinyatakan tidak berlaku, tetapi dapat ditukar dengan obligasi negara sebesar setengah dari nilai semula, dan akan dibayar 40 tahun kemudian dengan bunga 3% setahun. “Gunting Sjafruddin” itu juga berlaku bagi simpanan di bank. Pecahan Rp 2,50 ke bawah tidak mengalami pengguntingan, demikian pula uang ORI (Oeang Republik Indonesia). <br />
<br />
Kebijakan ini dibuat untuk mengatasi situasi ekonomi negara yang saat itu sedang terpuruk yaitu utang menumpuk, inflasi tinggi dan harga melambung. Dengan politik pengebirian uang tersebut, bermaksud menjadi solusi jalan pintas untuk menekan inflasi, menurunkan harga barang dan mengisi kas pemerintah untuk membayar utang yang besarnya diperkirakan akan mencapai Rp 1,5 milyar. <br />
<br />
Pada tanggal 25 Agustus 1959 terjadi sanering kedua yaitu uang pecahan Rp 1000 (dijuluki Gajah) menjadi Rp 100, dan Rp 500 (dijuluki Macan) menjadi Rp 50. Deposito lebih dari Rp 25.000 dibekukan. 1 US $ = Rp 45. Setelah itu terus menerus terjadi penurunan nilai rupiah sehingga akhirnya pada Bulan Desember 1965, 1 US $ = Rp 35.000. <br />
<br />
Seperti juga ‘gunting Syafrudin’, politik pengebirian uang yang dilakukan soekarno membuat masyarakat menjadi panik. Apalagi diumumkan secara diam-diam, sementara televisi belum muncul dan hanya diumumkan melalui RRI (Radio Republik Indonesia). <br />
<br />
Karena dilakukan hari Sabtu, koran-koran baru memuatnya Senin. Dikabarkan banyak orang menjadi gila karena uang mereka nilainya hilang 50 persen. Yang paling menyedihkan mereka yang baru saja melakukan jual beli tiba-tiba mendapati nilai uangnya hilang separuh. <br />
<br />
Pada tanggal 13 Desember 1965 dilakukan Sanering yang ketiga yaitu terjadi penurunan drastis dari nilai Rp 1.000 (uang lama) menjadi Rp 1 (uang baru). Sukarno melakukan sanering akibat laju inflasi tidak terkendali (650 persen). Harga-harga kebutuhan pokok naik setiap hari sementara pendapatan per kapita hanya 80 dolar us. <br />
<br />
Sebelum sanering, pada bulan november 1965 harga bensin naik dari rp 4/liter menjadi rp 250/ liter (naik 62,5 kali). Nilai rupiah anjlok tinggal 1/75 (seper tujuh puluh lima) dari angka rp 160/ us$ menjadi Rp 120,000 /us$. <br />
<br />
<a href="http://warungghuroba.files.wordpress.com/2010/07/untitled10.jpg"><img src="http://warungghuroba.files.wordpress.com/2010/07/untitled10.jpg?w=300&h=68" /></a> <br />
<br />
Setelah sanering ternyata bukan terjadi penurunan harga malah harga jadi pada naik. Pada tanggal 21 Januari 1966 harga bensin naik dari rp 250/liter menjadi rp 500/ liter & harga minyak tanah naik dari rp 100/ltr menjadi rp 200/ltr (naik 2 kali). <br />
<br />
Sesudah itu tanpa henti terjadi depresiasi nilai rupiah sehingga ketika terjadi krisis moneter di Asia pada tahun 1997 nilai 1 us $ menjadi rp 5.500 dan puncaknya adalah mulai April 1998 sampai menjelang pernyataan lengsernya suharto maka nilai 1 us $ menjadi rp 17.200. <br />
<br />
Lalu apakah kebijakan politik pengebirian nilai fiat money (uang kertas) ini bakal terulang lagi? Sebenarnya pengebirian nilai fiat money ini terjadi secara halus dan perlahan tapi pasti, buktinya bisa dilihat dari kenaikkan harga barang dari tahun ke tahun, yang sesungguhnya adalah pengurangan nilai fiat money. Padahal harga barang itu tetap, tapi karena nilai fiat money yang kita pegang angkanya makin banyak tapi daya belinya makin turun. <br />
<b><br />
Fiat Money itu Angkanya Makin Banyak, Daya Belinya Makin Turun </b><br />
<br />
Sampai awal 1950-an, orang yang punya rupiah jutaan belum banyak. Kalau ada mereka dijuluki jutawan atau ‘milioner’. Tapi sekarang mereka yang gajinya 5 juta di Jakarta, hidupnya pas-pasan. Kalau pertengahan 1950-an, harga mobil mewah mercedes benz hanya sekitar 1 juta rupiah (harga sekarang 2010 mungkin sekitar 1 miliar), setengah abad lalu tidak ada yang membayangkan ada orang yang memiliki kekayaan miliaran rupiah. <br />
<br />
Seperti bekas rumah Raden Saleh di Cikini yang tidak kalah luasnya dengan Istana dilego dengan harga rp 25.000. Punya uang rp 25.000 bisa beli rumah besar tapi sekarang tahun 2010, rp 25.000 paling bisa buat beli 5 potong ayam goreng. <br />
<br />
Pada 1950-an itu naik oplet hanya rp 1, sekarang tahun 2010 naik angkot minimal bayar rp 2000. Kalau. Langganan surat kabar rp 6 per bulan, eceran 35 sen (rp 0,35) tapi sekarang tahun 2010, harga surat kabar eceran rp 3000.<br />
Salah Satu Tanda Akhir Zaman adalah Hancurnya Sistem Fiat Money dan Kembalinya kepada Sistem Keuangan Islam yaitu Dinar Emas dan Dirham Perak <br />
<br />
Hari ini yang kita anggap uang adalah sesuatu yang tidak bernilai alias tidak ada fisiknya (hanya kertas bergambar), hanya angka-angka angan kosong belaka, maka uang akan akan kembali kepada fitrahnya yaitu sesuatu yang bernilai dan tetap yaitu dinar emas dan dirham perak. <br />
<br />
Pada kondisi ini yang akan terjadi antara lain : pedagang hanya mau dibayar dengan dinar dirham, orang yang berpiutang hanya mau dibayar utangnya dengan dinar dirham dan pekerja hanya mau dibayar upahnya dengan dinar dan dirham seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw dalam hadits. <br />
<br />
Rasulullah Saw bersabda , “Akan datang suatu zaman dimana tidak ada yang bernilai kecuali dinar dan dirham”. (HR Ahmad). <br />
<br />
<b>RUU (Rancangan Undang Undang) Mata Uang </b><br />
<br />
Setelah sempat dua kali tertunda, DPR dan pemerintah akhirnya mulai membahas RUU tentang Mata Uang. Pada rapat perdana, Senin (7/6/2010), Komisi Keuangan (XI) DPR selaku penyusun dan inisiator memaparkan secara garis besar calon beleid itu. <br />
<br />
Saat ini, pengelolaan uang dan mata uang diatur Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia (BI). Meski akan diatur tersendiri, DPR menjamin, sejumlah kewenangan pengelolaan mata uang tetap berada di tangan bank sentral. Misalnya, hak untuk mencetak, mendistribusikan, mengawasi peredaran, menarik, memusnahkan uang, hingga penentuan jenis transaksi yang boleh memakai mata uang negara lain. <br />
<br />
RUU Mata Uang mengatur kewajiban penggunaan rupiah sebagai alat pembayaran atau transaksi keuangan di wilayah Indonesia. Namun, aturan ini memberikan pengecualian, yakni BI dapat menetapkan penggunaan mata uang selain rupiah untuk jenis transaksi tertentu atau di wilayah tertentu. <br />
<br />
Kewajiban penggunaan rupiah sekarang ini diatur dalam UU BI. Di beleid ini, bank sentral sebenarnya juga mewajibkan seluruh transaksi memakai mata uang Garuda. Namun, BI memberikan pengecualian. Untuk keperluan tertentu atau memenuhi kewajiban dalam valuta asing yang telah diperjanjikan secara tertulis, rupiah boleh tidak dipakai. <br />
<br />
RUU Mata Uang juga mengatur soal sanksi. Ambil contoh, setiap orang yang tidak menggunakan uang rupiah dalam transaksi ataupun menolak menerima rupiah sebagai alat bayar dapat dipidana dengan ancaman kurungan maksimal satu tahun dan denda Rp 200 juta. <br />
<br />
Menteri Keuangan Agus Martowardojo belum bisa berkomentar banyak atas RUU Mata Uang. “Kami akan mempelajari dahulu dan memberikan jawaban pekan depan,” ujar Agus. (JAKARTA, KOMPAS.com). <br />
<br />
Jadi, transaksi di Indonesia harus menggunakan rupiah! Hukumnya fardhu ain alias wajib. Kalau tidak, pilihannya ada 2 yaitu dipenjara maksimal 1 tahun atau didenda rp 200 juta. <br />
<br />
<b>Israel adalah Satu-Satunya Negara yang Memakai Sistem Mata Uang Berbasis Emas dan Perak </b><br />
<br />
Tentara Israel pun yang sudah membantai kaum muslimin digaji dengan uang emas dan perak. Misal seorang kapten mendapat gaji bulanan dalam koin shekel emas 25 gram. (Kompas 8/6/2001). <br />
<br />
Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang memakai sistem uang emas dan perak yaitu koin shekel emas dan shekel perak. Makanya Israel adalah satu-satunya negara yang tidak terkena krisis moneter. Mereka pakai emas dan perak, sedangkan untuk kita dikasih kertas buatan mereka dan diwajibkan pula. Betapa licik dan zalim! <br />
<br />
Oleh: Ust. Thorik bin Djured. (<a href="http://www.warungghuroba.wordpress.com/">www.warungghuroba.wordpress.com</a>) </div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-7471327636494422632010-08-29T19:37:00.000-07:002011-02-11T18:38:04.858-08:00Misteri Besar Dinar-Dirham Di Kelantan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilcn-30VpU_QWQoS9aCOuV1vRdwI97uofBmlP1xglMALlAUMzJUWzNvJuAUTxNs9r-nDgGIKAYAB_pc0PYuR-cjNiw_eEwnhoDbFfDry3QPUnjIORhP9qr9NHv04JLnjqz8QMp6cs1DHk/s1600/dinar+kelantan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilcn-30VpU_QWQoS9aCOuV1vRdwI97uofBmlP1xglMALlAUMzJUWzNvJuAUTxNs9r-nDgGIKAYAB_pc0PYuR-cjNiw_eEwnhoDbFfDry3QPUnjIORhP9qr9NHv04JLnjqz8QMp6cs1DHk/s320/dinar+kelantan.jpg" /></a></div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Jika pernah membaca serial komik Asterix, ada sebuah desa bernama Galia. Ketika semua bagian negara sudah dikuasai oleh Romawi, itulah satu-satunya desa yang tak pernah terjajah dan tak pernah tersentuh. Kelantan di Malaysia, mungkin juga seperti Galia. Di Kelantan, kekuasaan kapitalisme tampaknya sedikit sekali menyentuhnya. <br />
<br />
Keputusan untuk memperkenalkan Dinar dan Dirham sebagai mata uang barter baru di negeri ini telah menyebabkan kegemparan internasional. Sementara Eropa masih agak lumpuh karena mencari jalan keluar dari dilema keuangan yang irasional, tetapi kenyataan sebenarnya hanya terus mencetak lebih banyak uang lagi; sementara negara kecil ini berani menghadapinya. <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Sensasi itu telah cepat menyebar: Di tengah krisis keuangan historis dan banjir uang kertas terbesar dalam sejarah manusia, Kelantan yang kecil dengan penduduk sekitar dua juta orang, telah mengingatkan kita semua pada tradisi lama yang sangat anti-inflasi. Jika tiba di Kelantan, sebuah billboard besar akan menyambut Anda di bandaranya, "Negara Dinar dan Dirham." Jelas, dinar dan dirham memiliki dasar yang kuat dalam Islam, dan juga menjadi identitas, dan mungkin memiliki lebih dari sekadar efek simbolis dan kebetulan juga, hal ini telah menyebabkan 'gempa' dalam kebijakan keuangan Asia. <br />
<br />
Para pemimpin (Kelantan) tidak hanya melihat Dinar sebagai tautan yang mengembalikan tradisi ekonomi Islam fundamental, tetapi lebih sebagai alat yang berguna untuk membentuk masa depan ekonomi rakyat. Rencana ini menjadi sangat populer di kalangan rakyat dan memiliki tujuan yang jelas untuk melindungi rakyat di saat krisis keuangan. <br />
<br />
Fakta berbicara sendiri, setiap orang yang memiliki Dinar, dan keberhasilannya dapat dilihat dalam kinerja yang stabil dan positif dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini khususnya devaluasi mata uang kertas, yang mendesak para pemimpin negeri kecil itu untuk bertindak seperti sekarang. <br />
<br />
Islam tahu bahwa strategi keuangan tidak hanya berisfat romantisme pada masa lalu, atau bahkan melarikan diri dari modernitas yang usang. Strategi ini sebenarnya berdasarkan efektivitas model keuangan asli Islam: pasar bebas dan uang gratis. Pelaksanaan pemberlakuan Dinar-Dirham ini sangat revolusioner. Bahkan para pekerja, jika mereka menghendaki, menerima seperempat upah mereka dalam emas dan perak, seperti dalam Dinar dan Dirham, dan mereka juga dapat membayar tagihan bulanan listrik dan air dengan itu. <br />
<br />
Tetapi juga kewajiban zakat, sekadar mengingatkan tidak dapat dibayarkan dalam mata uang kertas. Para pengusaha di Kelantan bahkan telah secara resmi resmi meluncurkan "Kelantan-Dinar". Dalam hal ini, kita hanya perlu melakukan perkiraan kasar untuk mewujudkan apa artinya jika jutaan umat Islam di Asia sekali lagi membayar zakat mereka dengan menggunakan emas dan perak, atau Dinar-Dirham itu. <br />
<br />
Menurut penasihat keuangan pemerintah, Umar Vadillo, arena yang paling penting bagi Dinar hanya pasar di kota-kota saja. Mulai sekarang, tingkat konversi akan selalu ditampilkan pada layar digital. Antusiasme di ibu kota bahkan sangat besar—hampir 1.000 toko telah mengumumkan penerapan Dinar. Apa yang terjadi di Kelantan bukan penimbunan emas, melainkan sirkulasi aktif. <br />
<br />
Di Malaysia, bab lain yang menarik dalam perdebatan mata uang telah dimulai. Sejak mantan perdana negara, Dr, Mahathir mempromosikan "Gold Dinar" setelah spekulasi mata uang yang agresif di 90-an, tema "Gold" telah menjadi bagian integral dari perdebatan politik dalam negeri di Kuala Lumpur. Rencana Mahathir awalnya untuk memperkenalkan Dinar dalam perdagangan asing di negara itu. Namun kemudian kebijakan ini mengusik Malaysia National Bank. Bank Nasional takut jika Dinar dapat, dalam jangka panjang, menggantikan mata uang nasional. <br />
<br />
Kebijakan, bank dan partai politik mungkin masing-masing memiliki niat mereka sendiri, tetapi pada akhirnya selalu akan sampai ke konsumen sendiri dalam memutuskan sengketa tersebut. Banyak orang Melayu yang melihat kebebasan untuk memilih uang mereka sendiri sebagai sebuah aspek penting dari kebebasan, yang sama dengan, misalnya, kebebasan berekspresi. Pada banyak forum internet dan di koran-koran memicu diskusi yang hidup dan keyakinan yang berbeda-beda tentang tema Dinar. Slogan sederhana beredar: "Anda menyimpan uang kertas Anda, kami akan menyimpan emas kami!" Referendum dalam proyek Gold-Dinar benar-benar akan menyita perhatian besar di pasar negara itu. <br />
<br />
Secara resmi, Kelantan telah melebihi kekuatan hukum. Kelantan tidak pernah mengklaim bahwa Dinar adalah legal tender, yaitu mata uang resmi Malaysia, tidak seperti Kruger Rand di Afrika Selatan. Tapi ini mungkin hanya masalah waktu sebelum negara-negara Muslim akhirnya menerima Dinar sebagai alat pembayaran yang sah. <br />
<br />
"Dinar", yang disebutkan dalam Al Qur'an, sama sekali, bukan hanya sebuah mata uang "alternatif" atau bahkan mata uang begitu saja seperti dalam pengertian modern. Dinar memiliki terminologi yang tidak biasa. Dalam Islam, uang bukanlah sesuatu yang disembah. Koin-koin tersebut bisa jadi sebanding dengan barang lain, seperti beras. Berbeda dengan mata uang modern, yang memiliki monopoli, dalam Islam tidak pernah ada hal seperti itu. Datuk Husam Musa, Ketua Komite Perencanaan Keuangan dan Ekonomi Kelantan tetap tegas dalam menghadapi perdebatan tentang Dinar: "Berbagai laporan mengklaim bahwa Dinar diatur untuk menjadi mata uang kedua Kelantan yang tidak akurat dan menimbulkan kebingungan. Saya tidak bisa mengerti mengapa pertanyaan itu meningkat setelah Kelantan menerapkan penggunaan Dinar. Dinar telah menjadi aspek Islam sejak awal." katanya kepada media. </div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-4428090214413892062010-08-13T06:13:00.001-07:002010-08-13T06:14:27.733-07:00Kelantan Malaysia Mulai Gunakan Dinar Dirham dalam Transaksi Perdagangan<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYbFAY9DQA_e0Z0aisInqaYuBMSmjliE0R23Bw11ID71gea7hQE-8D0gG93l2RL9D_Bzpa707ucr1uISqmgcUg2wa4WnP4Vw1CWWdYSnA0xwoSM8BemnnA4moISlsz7FxW95T4yt6EGD0/s1600/dinar-dirham_nusantara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYbFAY9DQA_e0Z0aisInqaYuBMSmjliE0R23Bw11ID71gea7hQE-8D0gG93l2RL9D_Bzpa707ucr1uISqmgcUg2wa4WnP4Vw1CWWdYSnA0xwoSM8BemnnA4moISlsz7FxW95T4yt6EGD0/s320/dinar-dirham_nusantara.jpg" /></a></div><br />
Sebuah negara bagian Malaysia telah membolehkan masyarakat untuk menggunakan koin emas dan perak di toko dan restoran untuk menghidupkan kembali praktek perdagangan dari masyarakat Islam awal, kata seorang pejabat mengatakan Jumat ini (13/8). <br />
<br />
Uang koin Dinar emas dan dirham perak memberikan alternatif lain dari mata uang Malaysia, ringgit, di negara bagian timur laut Kelantan, yang dikuasai oleh Partai Islam Semalaysia (PAS). <br />
<br />
Nilai dari mata uang yang digunakan di Kelantan dapat berfluktuasi sesuai dengan harga pasar, namun para pejabat mengatakan hal itu tetap merupakan alternatif yang lebih baik daripada menggunakan mata uang dipengaruhi oleh dolar AS dan mata uang asing lainnya. <br />
<br />
Pihak berwenang Kelantan juga mengatakan penggunaan koin tersebut didorong oleh Al-Quran. <br />
<br />
Pejabat negara telah menghasilkan uang senilai $ 630.000 untuk penggunaan di sekitar 1.000 outlet di ibukota Kelantan, kata Nik Mahani Mohamad, direktur eksekutif dari Kelantan Golden Trade, yang memproduksi koin dinar dirham. <br />
<br />
"Ini adalah saat yang amat sangat hebat bagi umat Islam," kata Nik Mahani. "Kami menyediakan alternatif berarti bagi rakyat untuk perdagangan dengan dinar dan dirham." <br />
<br />
Koin dinar dirham masuk ke sirkulasi pasar Kamis kemarin dan dapat dibeli di berbagai lokasi di Kelantan. Harganya saat ini bernilai sekitar $ 180 per dinar dan $ 4 per dirham. <br />
<br />
Pemerintah negara juga berencana untuk memberikan karyawan pilihan untuk menerima sebagian dari gaji mereka dalam mata uang ini, serta memperkenalkan emas batangan untuk investasi besar. Umat Islam yang ingin bersedekah juga dapat membayar dengan koin Dinar dirham. PAS telah telah memerintah Kelantan sejak tahun 1990. Beberapa kebijakan mereka yang selama bertahun-tahun termasuk melarang perjudian, hiburan malam dan konser musik rock, dan mewajibkan karyawan negara muslim wanita mengenakan jilbab di tempat kerja. [eramuslim.com]</div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-21107088688556434392009-10-05T16:39:00.000-07:002011-02-11T18:38:46.768-08:00Bagaimana Merdeka Dari Corporatocracy?<div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="color: #333333; font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">"<i>Sungguh Allah mengutus kami, agar kami memerdekakan manusia dari mengabdikan diri pada sesama manusia kepada mengabdikan diri kepada Allah, dari kezaliman agama (diluar Islam) kepada keadilan Islam dan dari kesempitan dunia kepada keluasan dunia dan akhirat." </i></span><span style="color: #333333; font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Rub’i bin Amir</span></div><div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 13pt; text-align: center;"><span style="color: #333333; font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"><i>“</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"><i>Those concerned about such things as freedom, justice, the preservation of property rights and purchasing power, would do well to consider the moral case for the gold standard, for, once understood, it is the individual’s best defense against government confiscation of property through inflation. The point, is that like freedom, it is the ideal. And like freedom, while achieving it may be a distant goal, moving toward it is always the direction we should be moving</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">.<i>”</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"> Paul Nathan</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIGNikDljRBA-jL474lmAL1x2OmKcZXn2gTIIUs6dOhTkZrp7wJ-fpNOR3oCGKcxH9vIeIL59nHbwYU9kDvEkCJXEDvO_XO16IYXc2H_o0RJ1wCikBjfZBaRD9WbvTAOXnsmujRHQE8hs/s1600-h/freedom.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIGNikDljRBA-jL474lmAL1x2OmKcZXn2gTIIUs6dOhTkZrp7wJ-fpNOR3oCGKcxH9vIeIL59nHbwYU9kDvEkCJXEDvO_XO16IYXc2H_o0RJ1wCikBjfZBaRD9WbvTAOXnsmujRHQE8hs/s320/freedom.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Perhatikan dua pernyataan diatas, yang pertama adalah kata-kata legendaries yang muncul dari seorang prajurit Islam Rub’i bin Amir dihadapan panglima perang Persia – Rustum ; dan yang kedua adalah <i>statement</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"> dari analis senior emas dunia Paul Nathan yang mengungkapkan kerinduannya akan kemerdekaan ekonomi dengan standar emas.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Dua orang yang tentu sangat berbeda dari sisi keimanan, dari sisi jaman dan dari sisi latar belakang – kesamaannya hanya satu : keinginan untuk merdeka dari mengabdikan diri pada sesama manusia. Dan ini juga menjadi keinginan kita semua. Hanya dengan merdeka dari pengabdian ke sesama manusia kita bisa sepenuhnya mengabdikan diri pada Allah semata.<a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Karena bukan seorang Muslim, Paul Nathan mungkin tidak punya tujuan untuk mengabdi kepada Sang Pencipta; tetapi tetap saja dia sebagai manusia – tidak mau dijajah. Hak azazi dia mendorong dia berontak (secara pemikiran) dari penjajahan yang dia rasakan; siapa penjajah yang dia maksud ? – ternyata rezim uang kertas lah penjajah itu. <a href="http://www.kitco.com/ind/Nathan/oct022009.html">Pemberontakan Paul Nathan</a> terhadap uang kertas ini dapat Anda baca secara lengkap di kolomnya di kitco.com akhir pekan lalu.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Dalam tulisannya yang panjang tersebut, Paul Nathan menjelaskan bahwa mereka harus menggunakan uang kertas (uang fiat yang <i>non-convertible to gold</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">) karena di paksa (forced) dan dipojokkan (conned). Warga Amerika dipaksa menggunakan uang kertas US$, dan dipojokkan dengan argumen bahwa uang yang berupa komoditi riil sudah kuno (old-fashioned) dan tidak praktis (impractical<i>)</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"> lagi untuk digunakan di jaman ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Masih menurut Paul; uang bagi orang merdeka dan paling dipercaya oleh manusia sepanjang sejarah adalah emas. Pertama karena emas selalu dapat ditukar ke <i>commodity</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"> lain kapan dan dimana saja, kedua emas memiliki nilai tukar yang stabil dan ketiga emas dapat menyimpan nilai (store of value) dalam waktu yang panjang tanpa mengalami penyusutan nilai.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Pemberontakan pemikiran semacam pemikiran Paul ini adalah bersifat Fitrah, bisa datang dari latar belakang apapun – karena hakekatnya semua orang ingin merdeka; hanya sebagian orang kadang tidak merasa dijajah sehingga tidak perlu merasa harus berjuang untuk merdeka. Sebagian lain malah menikmati system penjajahan, karena mereka-mereka ini mendapatkan manfaat langsung dari si penjajah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Lantas siapa yang menjajah Paul dan bangsanya Bangsa Amerika ?, siapa pula yang menjajah kita dan bangsa kita ini ?. Ingat bahwa yang menjajah Indonesia empat abad silam juga bukan negeri Belanda, tetapi ‘hanya’ sebuah perusahan dari negeri tersebut yang namanya <i>Vereenigde Oost indische Compagnie </i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">(Perserikatan Perusahaan Hindia Timur) atau VOC. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Kini perusahaan-perusahaan raksasa semacam VOC tersebut dalam berbagai bentuk dan namanya, telah berkolaborasi dengan institusi-institusi global yang kemudian ada yang menyebutnya dengan istilah <i>corporatocracy</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"> – menjajah bangsa-bangsa di seluruh dunia – tanpa sebagian besar mereka merasa terjajah (sehingga tidak berontak). </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Bukan hanya system uang fiat – yang nilainya bisa mereka permainkan sesuai kepentingan mereka - yang mereka kendalikan , tetapi juga system perdagangan, distribusi bahkan sampai mereka bisa mengendalikan dan mengubah menu utama makanan suatu bangsa. Bangsa kita contohnya, waktu SD saya belajar bahwa makanan pokok kita adalah nasi dari beras, jagung, tiwul/gaplek (ketela), sagu dlsb.; tetapi kini menu utama makanan kita adalah mie instant yang bahannya harus kita impor dari para <i>corporatocracy</i></span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"> tersebut – sampai menjadi defisit impor bahan pangan terbesar dinegeri ini !</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Jadi untuk merdeka secara ekonomi; bukan hanya system uang yang harus kita perjuangkan untuk kembali ke system yang adil yang memerdekan manusia; tetapi juga berbagai aspek dari penjajahan ekonomi lainnya seperti yang saya contohkan diatas. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Itulah sebabnya gerakan Dinar yang sudah kita rintis dua tahun terakhir, kini juga bergerak ke aspek-aspek produksi dengan GeMa Produktif, aspek distribusi dengan merintis penjualan langsung dari masyarakat ke masyarakat dengan system <span style="color: #242424;">Direct1st<sup>®</sup> dan berbagai aspek lainnya kedepan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: #242424; font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Kalau dahulu para pendahulu kita perlu berjuang 350 tahun untuk merdeka dari jajahan VOC, Wa Allahu A’lam berapa lama kita akan bisa merdeka dari jajahan <i>corporatocracy </i></span><span style="color: #242424; font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">nan sangat canggih dewasa ini<i>. </i></span><span style="color: #242424; font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">Namun<i> </i></span><span style="color: #242424; font-family: Helvetica; font-size: 9pt;">berapa jauh-pun kemerdekaan itu jaraknya dari posisi kita sekarang, langkah kesana harus ada yang mulai…entah di jaman kita, entah anak kita, entah cucu kita…tetapi insyallah kita akan Merdeka… </span><span style="font-family: Helvetica; font-size: 9pt;"> Merdeka …Merdeka…!. [adm/geraidinar]<br />
</span></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-10064089566254415422009-08-07T01:42:00.000-07:002009-08-07T01:54:24.458-07:00‘Uang Swasta’ vs. Uang Negara… <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Dalam salah satu bukunya – <em>The Road To Serfdom</em></span><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > – pemenang hadiah Nobel ilmu ekonomi tahun 1974 Friedrich August von Hayek (1899-1992) memprediksi akan keunggulan ‘uang swasta’<span> </span>sebagai berikut : “<em>Saya menjadi semakin yakin, jauh melebihi keyakinan saya sebelumnya, bahwa bila kita akan memiliki uang yang baik, uang ini tidak akan berasal dari pemerintah, uang ini akan dikeluarkan oleh perusahaan swasta. Hal ini karena menyediakan uang yang baik, uang yang dapat dipercaya dan dapat digunakan bagi masyarakat, tidak hanya menjadi usaha yang menguntungkan, tetapi menuntut disiplin yang tidak pernah ditunjukkan oleh pemerintah yang mengeluarkan uang selama ini</em></span><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >”.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > </span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Beberapa puluh tahun kemudian, pendapat serupa dilontarkan oleh dewanya ekonom futuristik barat John Naisbitt<span> </span>dalam bukunya <em>Mindset </em></span><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >: “<span style="color: rgb(51, 51, 51);"><em>Monopoli terakhir yang akan ditinggalkan umat manusia adalah monopoli uang nasional (sekarang uang fiat). Umat manusia akan meninggalkan uang nasionalnya – uang fiat yang tidak memiliki nilai intrinsik – dan menggantinya dengan uang private yaitu benda-benda riil yang memiliki nilai intrinsik.</em></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);">”</span> </span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > </span></p> <br /><span class="fullpost"><br /><br /> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Ironisnya adalah pendapat-pendapat para ekonom yang sangat mumpuni dibidangnya ini, tidak terlalu banyak mendapat perhatian dari masyarakat barat sendiri. Mereka tetap asyik dengan uang fiatnya, padahal </span><span style="font-size:9pt;"><span style="font-family:Helvetica;">penurunan nilainya dari waktu ke waktu</span></span><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > sudah begitu jelas.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > </span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Penurunan nilai uang ini tidak terlepas dari ketidak disiplinan pemerintah dalam mencetak uang seperti yang diungkap oleh F.A. Hayek tersebut diatas; setahun terakhir misalnya, sungguh sangat nyata apa yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serrikat. Kombinasi dari langkah-langkah <em>US Treasury</em></span><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > dan <em>the Fed</em></span><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > yang telah membelanjakan, menjamin atau menjanjikan tidak kurang dari US$ 13 trilyun – secara praktis telah menggandakan jumlah uang US$ hampir dua kalinya.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > </span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Dampak dari penggandaan jumlah uang ini adalah tentu penurunan nilai dari uang yang dipegang oleh masyarakat; siapa yang dirugikan ?, ya semua pihak yang saat ini memegang US$.<span> </span>Hal inilah yang ratusan tahun lalu juga telah diingatkan oleh Ibnu Taimiyyah : <span style="color: rgb(51, 51, 51);">“<em>Jumlah fulus ( uang yang lebih rendah dari Dinar dan Dirham seperti tembaga) hanya boleh dicetak secara proporsional terhadap jumlah transaksi sedemikian rupa sehingga terjamin harga yang adil. Penguasa tidak boleh mencetak fulus berlebihan yang merugikan masyarakat karena rusaknya daya beli fulus yang sudah ada di mereka”</em></span><span style="color: rgb(51, 51, 51);">.</span></span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > </span></p> <img src="http://geraidinar.com/images/barter2.jpg" alt="New Barter Trading" title="New Barter Trading" align="left" border="0" height="183" hspace="6" vspace="3" width="300" /><p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Lantas apakah pihak swasta yang sadar akan hal ini akan rame-rame mencetak uang-nya sendiri ?, saya rasa tidak. Kemungkinan yang terjadi adalah seperti prediksinya John Naisbitt tersebut diatas, masyarakat akan meninggalkan uang yang dicetak oleh pemerintah – tetapi tidak lari ke uang yang dikeluarkan oleh swasta – karena negeri manapun tidak akan mengijinkan swasta mengeluarkan uang. </span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > </span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Sebagai gantinya masyarakat akan menggunakan benda-benda riil dengan nilai intrinsik untuk ber transaksi.<span> </span>Langkah-langkah persiapan ‘barter’ modern ini<span> </span>sudah dimulai oleh <a href="http://geraidinar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=214:dinar-equity-exchange-jual-beli-yang-nyaris-tanpa-uang&catid=1:latest-news&Itemid=50">pihak swasta</a> maupun oleh <a href="http://geraidinar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=244:china-bersiap-memimpin-perdagangan-dunia-tanpa-us-dollars&catid=1:latest-news&Itemid=50">negara-negara</a> yang telah mengantisipasi problem yang akan segera timbul dengan uang pemerintah. Penggunaan benda riil untuk transaksi ini tidak melanggar hukum negeri manapun.<span> </span>Sebagai contoh kita biasa nukar mobil yang lama dengan yang baru (trade-in), di desa orang nukar sapi kecil ke yang lebih besar, di dunia penerbangan orang menukar mileage dengan souvenir dst.dst.</span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Helvetica;font-size:9pt;" > </span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Bahkan dalam Islam, perdagangan benda riil dengan benda riil ini menjadi rujukan utama dalam dunia perdagangan dan keuangan. Dalam Hadis Nabi Riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibn Majah, dengan teks Muslim dari ‘Ubadah bin Shamit, Nabi s.a.w bersabda:<em> “(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (denga syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai”.</em></span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Helvetica;font-size:9pt;" ><em> </em></span></p> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="color: rgb(51, 51, 51);font-family:Helvetica;font-size:9pt;" >Umat Islam sudah seharusnya menjadi yang paling siap dalam meng-implementasikan perdagangan dengan ‘alat tukar’ benda riil bernilai intrinsik, karena ini telah diajarkan langsung oleh Uswatun Hasanah kita Rasulullah SAW melalui hadits tersebut diatas. Dinar emas yang kini mulai menyebar luas di masyarakat, insyallah akan menjadi instrumen yang paling praktis dan terpercaya dalam perdagangan modern yang akan datang. Amin.</span></p></span>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-52140756560659803742009-07-10T03:09:00.000-07:002009-07-10T03:23:03.117-07:00Ironi Uang Kertas Dalam Sejarah… <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://geraidinar.com/images/headless.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 260px; height: 121px;" src="http://geraidinar.com/images/headless.jpg" alt="" border="0" /></a><div style="text-align: justify;">Mungkin tidak sampai satu generasi kedepan, anak cucu kita akan mentertawakan uang kertas yang kita pakai saat ini. Inilah yang terjadi dengan uang-uang kertas di dunia dari waktu ke waktu, maka ini pula yang kemungkinan besar akan terjadi dengan uang kertas yang ada pada zaman ini.<br /><br />Ambil contoh dari beberapa ilustrasi di tulisan ini; ketika Islam sudah sangat maju dengan aturan main system keuangan berbasis Emas (Dinar) dan Perak (Dirham) yang ternyata valid sejak 14 abad lalu dan up-to-date sampai sekarang; dari generasi ke generasi manusia yang tidak mau belajar dari sejarah tidak bosan-bosannya bereksperimen dengan uang kertasnya. Berikut beberapa contoh diantaranya.<span class="fullpost"><br /><br /></span><span class="fullpost">Pada tahun 1777 ketika Amerika masih merupakan koloni Inggris dan berusaha mencetak uangnya sendiri, maka uang kertas yang dihasilkan adalah seperti gambar disamping. Saking nggak berharganya dan mudahnya di palsu, maka satu-satunya cara untuk menjaga nilainya dari pemalsuan hanya bisa dilakukan dengan menulis ancaman di uang tersebut – bahwa pemalsu akan dikukum mati.<br /><br /></span><span class="fullpost">Ketika Perang Dunia II usai ada salah satu Negara di Eropa - Hungaria yang betul-betul kebingunan menentukan nilai uangnya, maka dicetaklah uang dengan nilai Seratus Juta Milyar Pengo (Pengo = mata uang negeri itu). Di gambar di bawah Anda bisa lihat uang tersebut, tetapi karena saking banyaknya angka nol yang harus ditulis – yang akan menyulitkan penggunanya – maka angkanya di eja SZAZMILLIO B.-PENGO – artinya ya itu tadi Seratus Juta Milyar Pengo; bingung kan berapa angka nol-nya ?.<br /><br /></span><span class="fullpost">Uang kertas memang bersifat relatif dan identik dengan penguasa suatu negeri; maka apa jadinya kalau terjadi pergantian penguasa negeri tetapi penguasa yang baru belum punya ‘uang’ untuk mencetak uang yang baru ?; gampang, penggal saja kepala penguasa yang lama dalam gambar mata uangnya; maka sudah jadilah mata uang yang baru. Gambar paling bawah adalah mata uang baru versi Zaire (Sekarang Democratic Republic of the Congo), ketika pemerintahan baru menggantikan pemerintahan lama tahun 1997.<br /><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://geraidinar.com/images/pengo.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 290px; height: 138px;" src="http://geraidinar.com/images/pengo.jpg" alt="" border="0" /></a><span class="fullpost">Well, mungkin Anda berpendapat bahwa hal-hal tersebut diatas tidak akan terjadi dengan uang kertas kita zaman ini ? jangan terlalu yakin dahulu. Banyak hal yang tidak kalah lucunya yang terjadi dengan uang kertas zaman ini – hanya kita mungkin akan telat untuk tertawa. Berikut diantara fakta-faktanya :<br /><br />· </span><span class="fullpost">Uang Rupiah pernah secara revolusioner dibuang tiga angka nol-nya tahun 1965/1966; tetapi kemudian tiga angka nol yang dibuang tersebut telah balik kembali ke uang kita hanya dalam tempo tiga puluh dua tahun kemudian. Bahkan tiga angka nol ini berganti menjadi empat atau bahkan lima. Buktinya ?, di dompet kita lebih banyak uang yang ber-angka nol 4 atau 5, karena yang nol 3 sudah pindah ke kencleng-kencleng donasi.<br /><br />· Dengan bahan yang sama, dengan karya creative yang tidak kalah indah-nya – uang kita hanya dinilai 1/10,000 dari uang negeri lain, negeri Paman Sam.<br /><br />· Uang kertas yang paling banyak dipakai di dunia saat ini adalah justru uang dari negeri yang paling banyak hutangnya.<br /><br />· Uang kertas dari salah satu negeri adhi kuasa telah menjadi candu bagi negara-negara lain yang menggunakannya; ketika negara-negara lain yang pinter dan sadar akan bahaya candu ini-pun mereka tidak mudah untuk menghentikan kecanduannya. Lihat tulisan saya tentang BRIC untuk ini.<br /><br />Bayangkan kalau di Amerika tahun 1777 ada yang berpikir kedepan bahwa uang primitif mereka tidak akan survive; bayangkan kalau di Hungaria tahun 1946 ada yang mengingatkan kekonyolan pemerintahnya ketika mencetak uang kertas dengan nominal Seratus Juta Milyar Pengo yang daya belinya hanya 20 cent Dollar. Bayangkan pula kalau di negeri ini ada yang mengingatkan pemerintahan kita tahun 1965/1966 bahwa solusi sanering hanya efektif untuk sementara waktu.<br /><br />Inilah yang coba kita sampaikan dan ingatkan, bukan karena kita tahu apa yang akan terjadi – karena hanya Allahlah pemilik ilmu masa depan itu – tetapi karena kehancuran uang kertas sudah terjadi berulang-ulang dalam sejarah, tidak ada yang menghalanginya untuk terulang kembali. Wa Allahu A’lam. [geraidinar.com]</span></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-25503384863093901662009-06-22T19:46:00.000-07:002009-06-22T19:56:49.545-07:00Bila BRIC Membuat Uangnya Sendiri, Bagaimana Dengan Kita…? <div style="color: rgb(0, 0, 153); font-weight: bold; font-style: italic; text-align: center;">BRIC adalah sebutan untuk empat negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia yaitu Brasil, Rusia, India dan China. Awal pekan ini para pemimpin negara mereka bertemu di Yekaterinburg, wilayah pegunungan Ural – Rusia.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://geraidinar.com/images/gdp2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 236px; height: 190px;" src="http://geraidinar.com/images/gdp2.jpg" alt="" border="0" /></a>Yang menarik sekali kita ikuti adalah agenda pertemuan mereka ini, yaitu membahas rencana penggantian mata uang US$ sebagai alat transaksi Global. Keempat negara tersebut juga bertekad untuk membentuk sistem finansial global baru, menggantikan sistem finansial yang selama ini dianut oleh seluruh negara-negara di dunia.<br /><br />Entah kapan uang dan sistem finansial baru versi BRIC ini bisa terwujud, namun pertemuan para pemimpin negara-negara BRIC tersebut sudah selayaknya menjadi pelajaran bagi negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang juga sering disebut MDC (Muslim Dominated Countries) ini.<span class="fullpost"><br /><br />Pelajaran pertama adalah kenyataan bahwa mata uang US$ tidak akan selamanya bisa bertahan sebagai mata uang utama dunia, sehingga harus secara serius segera dipikirkan penggantinya – sampai melibatkan pertemuan tingkat tinggi antar pimpinan Negara. Bersamaan dengan penggantian mata uang ini, system finansial dunia yang selama ini IMF minded juga selayaknya diganti .<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://geraidinar.com/images/gdp1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 283px; height: 217px;" src="http://geraidinar.com/images/gdp1.jpg" alt="" border="0" /></a>Pelajaran kedua adalah, kalau pemimpin-pemimpin dunia yang sama sekali tidak memiliki kesamaan ideologis satu sama lain saja bisa bertemu untuk mencari solusi bersama yang terkait dengan uang dan system finansial; sudah selayaknya pemimpin-pemimpin dunia Islam lebih potensi lagi untuk bertemu mengatasi masalah uang dan system finansial ini.<br /><br />Para pemimpin-pemimpin dunia Islam ini setidaknya memiliki kesamaan ideologis dan memiliki kesamaan tanggung jawab terhadap rakyatnya, yaitu membebaskan rakyatnya dari penindasan/penjajahan ekonomi yang antara lain termanifestasikan dalam bentuk penggunaan mata uang negara lain sebagai alat transaksi antar mereka.<br /><br />Bagi dunia Islam pencarian mata uang pengganti US$ dan system keuangan ala IMF ini jauh lebih mudah ketimbang negara-negara di Eropa membentuk Euro atau negara-negara BRIC dalam melakukan pencarian mata uang barunya. Dunia Islam sudah memiliki Dinar yang telah dipakai lebih dari 1400 tahun, dan satu-satunya mata uang dunia yang bebas dari inflasi sepanjang sejarah.<br /><br />Dari sisi ukuran-pun kalau negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim ini bergabung, skala ekonomi yang diukur dari total GDP-nya juga lumayan besar; lihat grafik-grafik diatas yang menujukkan total GDP dari MDC, untuk data tahun lalu memang baru sekitar separuh total GDP dari BRIC, dan seperempat total GDP dari EU; tetapi potensinya tidak kalah besar dengan Negara-negara di EU maupun BRIC karena kekayaan alam yang melimpah di MDC ini.<br /><br />Kendalanya memang mungkin tidak mudah menyatukan visi 32 negara-negara MDC; tetapi lagi-lagi negara yang tidak memiliki kesamaan ideologis seperti 27 negara-negara yang tergabung dalam European Union (EU) saja bisa bersatu dalam masalah uang dan perdagangan; masa kita tidak dapat bersatu ?.<br /><br />Well, kalau toh pemimpin-pemimpin dunia Islam ini belum memiliki visi untuk bersatu seperti yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin EU dan BRIC – tidak ada salahnya juga kita memulai sesuatu yang sudah bisa kita lakukan yang kelak insyallah bisa menjadi alat pemersatu umat – setidaknya dalam masalah uang dan system keuangan ini.<br /><br />Inilah big picture dari sistem keuangan bebas Riba berbasis Dinar yang mulai kita rintis dalam beberapa tahun terakhir. Semoga Allah memudahkan jalan yang kita tempuh ini. Amin [Muhaimin Iqbal/geraidinar.com]</span></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-41360574731875866592009-05-07T23:49:00.000-07:002009-05-07T23:53:32.013-07:00Penetapan Standar Dinar Dirham<div style="text-align: justify;">Rasulullah SAW menetapkan standar dinar dan dirham pada tahun 2 H. Dari standar ini ketentuan lain tentang zakat, diyat, hudud, dan muamalat (jual beli, dl) mengikutinya.<br /><br />Secara historis pemakaian koin emas dan koin perak sebagai alat tukar telah berlangsung sebelum Islam datang, termasuk di Jazirah Arab tentu saja. Sebutan dinar, misalnya, berasal dari koin Rumawi, denarius, sedangkan dirham berasal dari koin Persia, drachma. Oleh sebagian orang kenyataan sejarah ini lalu dipahami sebagai kenyataan bahwa Rasulullah SAW tidak menetapkan suatu ketentuan baru tentang dinar dan dirham, tetapi sekadar meneruskannya (men-taqrir-nya). Bahkan, lebih dari itu, ada pula yang menjadikannya sebagai argumen bahwa Islam tidak mengharuskan mata uangnya terbuat dari emas atau perak.<br /><br />Memang benar, dari berbagai riwayat, kita tahu Rasulullah SAW menyebutkan sejumlah komoditi yang bisa dipakai sebagai alat tukar, yaitu emas, perak, terigu, syai’r (sejenis jewawut), kurma dan garam. Pengertian paling pokok dari contoh-contoh ini adalah bahwa alat tukar haruslah terbuat dari komoditi yang lazim dipakai sebagai alat tukar. Artinya, dalam keadaan tidak ada atau kekurangan emas atau perak, maka komoditi lainnya, sepanjang lazim diterima sebagai alat tukar, dapat dapat ditakar atau ditimbang secara baku, dapat diberlakukan sebagai mata uang. Di Indonesia, misalnya, beras dapat digunakan sebagai alat tukar yang valid. Juga, berbeda dengan uang kertas, suatu alat tukar tidak boleh dipaksakan penerimaan dan pemakaiannya. Penerbitan mata uang juga tidak boleh dimonopoli oleh satu pihak, seperti saat ini berlangsung, di tangan bank-bank sentral.<span class="fullpost"><br /><br />Kenyataannya, dalam perjalanan kehidupan manusia yang sudah begitu panjang, komoditi terbaik yang lazim dipakai sebagai alat tukar adalah emas dan perak, yang sampai pada awal kehadiran Islam, banyak berasal dari Rumawi (dinarius) dan Persia (drachma). Tetapi, koin Romawi dan koin Persia tersebut bukanlah koin emas dan perak yang seragam yang beredar di Jazirah Arab ketika itu. Ukurannya pun ada beberapa macam. Baru sesudah ditetapkan ukuran-ukuran dan takarannya oleh Rasulullah SAW koin dinar dan dirham di Madinah memiliki kebakuan.<br /><br />Sofyan Al Jawi, seorang ahli numismatik Indonesia yang saat ini juga mengoperasikan salah satu wakala di Jakarta (Wakala Al Faqi, Cilincing), menjelaskan bahwa penetapan ketentuan tentang standar dinar dan dirham itu dilakukan oleh Rasulullah SAW pada tahun ke-2 Hijriah, bermula dari adanya sebuah sengketa di pasar. Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah penduduknya biasa menggunakan dirham perak dengan cara hitungan bilangan, sementara pendatang dari Mekah terbiasa menggunakannya dalam hitungan timbangan. Maka, terjadilah sengketa, antara Aisyah (seorang muhajirin) dan Burairah (seorang nshar).<br /><br />Dalam suatu riwayat disebutkan adanya tiga dirham yang berbeda kadarnya ketika itu, yaitu dirham besar 20 qirat, dirham sedang 12 qirat, dan dirham kecil 10 qirat. Atas sengketa di atas, Rasulullah SAW memberikan petunjuknya, agar koin-koin dirham itu dihitung bukan dengan cara membilangnya tetapi menimbangnya. Dari hadits yang diriwayatkan oleh Thawus dari Ibnu Umar, dari perkataan Rasulullah SAW, ‘’Timbangan (wazan) adalah timbangannya penduduk Mekkah, dan takaran (mikyal) adalah takarannya penduduk Madinah.” (HR. Abu Daud dan Nasai), kita mendapatkan pembakuan dinar dan dirham.<br /><br />Cara Rasulullah SAW menetapkan standar adalah dengan menghitung rata-rata berat dirham yang ada, yaitu: 20+10 +12 = 42 qirat yang kemudian dibagi tiga, menghasilkan 14 qirat. Jadi, timbangan dirham menurut syar’it adalah seberat 14 qirat. Sedangkan perbandingannya dengan koin dinar (1 mitsqal) ditetapkan menjadi 14/20 mitsqal, karena 1 mitsqal sama dengan 20 qirat. Maka satuan dirham adalah seberat 7/10 mitsqal atau 2,975 gram dengan qadar koin perak Sasanid (perak murni). Koin dinar yang ditetapkan adalah seberat 1 mitsqal. Jadi, tiap-tiap 7 dinar setara dengan 10 dirham, dalam timbangannya. Kita mendapatinya 1 dinar adalah 4.25 gr emas, dengan kelipatannya untuk satuan yang lebih besar (2 dinar dan seterusnya) atau lebih kecil (0.5 dinar).<br /><br />Dengan mengacu kepada ketetapan nilai yang telah dibakukan itulah Rasulullah SAW kemudian menetapkan ketentuan-ketentuan syariat lainnya yang berkaitan dengannya. Ketetapan terpenting, tentu saja, adalah nisab zakat, yang ditentukan sebesar 20 dinar emas dan 200 dirham perak. Demikian juga ketentuan tentang hudud (seperti batas hukum potong tangan, 0.25 dinar emas) atau diyat (1000 dinar). Dari sini mengikuti hukum-hukum muamalat lain seperti qirad dan syirkat hanya sah bila dilakukan dengan dinar emas atau dirham perak.<br /><br />Jadi, jelas sekali, bahwa tanpa dinar emas dan dirham perak syariat Islam tak dapat ditegakkan, karena keduanya bertalian langsung dengan begitu banyak ketentuan syariat Islam. Meskipun, sampai Rasulullah SAW wafat, dinar emas dan dirham perak yang beredar masih berasal dari Rumawi dan Persia. Dirham perak dan dinar emas pertama yang dicetak sendiri oleh para pemimpin Muslim bertahun 694-695 M atau 74-75 H, di zaman Khalifah Abdalmalik, lebih dari setengah abad sesudah Rasulullah wafat. [Zaim Saidi/ http://warnaislam.com/rubrik/muamalat/2009/4/30/46800/Penetapan_Standar_Dinar_Dirham.htm]<br /></span></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-58843556987755186092009-04-28T01:57:00.000-07:002009-04-28T02:20:14.832-07:00Pembelian Emas Diam-Diam Oleh China… <div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://geraidinar.com/images/wall.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 224px; height: 178px;" src="http://geraidinar.com/images/wall.jpg" alt="" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">China -</span> Harga emas dunia sepanjang pekan ini terdorong naik oleh terkuaknya berita bahwa China ternyata secara diam-diam menambah cadangan emasnya secara bertahap. Diperkirakan saat ini China telah memiliki cadangan emas sekitar 1054 ton, atau bertambah sekitar 90 ton per tahun dalam beberapa tahun terakhir ini.<br /><br />Pembelian China ini menarik dari dua sisi yaitu jumlah dan kapan pembelian dilakukan. Jumlah pertambahan cadangan emas dalam kisaran 90 ton pertahun adalah jumlah yang significant dibanding seluruh cadangan emas kita misalnya yang hanya berada pada kisaran 74 ton, bahkan Arab Saudi saja cadangan emasnya diperkirakan hanya sekitar 135 ton.<span class="fullpost"><br /><br />Kedua dalam hal waktu pembelian, nampaknya China tahu betul kapan waktunya membeli. Mereka membeli emas pada musim harga emas rendah seperti yang sudah berlangsung hampir`sebulan terakhir. China juga sangat hati-hati dalam mengimplementasikan rencana peningkatan cadangan emasnya, ini nampak dari bungkamnya pejabat yang terkait di negeri itu dan juga dari pola pembeliannya yang bertahap.<br /><br />Meskipun memiliki cadangan devisa yang sangat besar dan mampu menambah cadangan emasnya sekaligus dalam jumlah yang lebih besar, China tidak melakukannya demikian karena bila ini dilakukan harga emas akan terguncang naik dan US Dollar akan turun. China berkepentingan untuk ‘ikut menjaga’ US Dollar agar tetap memiliki nilai tukar tinggi, karena menguntungkan China dalam perdagangannya dengan Amerika Serikat.<br /><br />Lantas apa artinya pembelian emas oleh China ini bagi investasi emas/Dinar ?. Pertama China tidak akan menjadi Negara yang mengguncangkan harga emas ke nilai tinggi yang baru – karena ini bertentangan dengan kepentingan dagang mereka.<br /><br />Kedua dengan pola pembelian emas oleh China yang bertahap pada saat harga rendah, harga emas juga akan ‘terjaga’ – karena nampaknya akan ada ‘standby buyer’ bagi emas dunia yaitu China.<br /><br />Cadangan emas yang menyebar ke sejumlah Negara secara berimbang akan baik bagi stabilitas ekonomi dunia karena mengurangi dominasi satu Negara terhadap Negara lain – paling tidak dari sisi ekonomi. Wa Allahu A’lam [geraidinar.com]</span></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-82014676949151169552009-04-16T08:09:00.000-07:002009-04-16T08:23:16.244-07:00EMAS SEBAGAI PENANGKAL INFLASI<div style="text-align: justify;">Banyak orang percaya emas adalah produk investasi yang bisa menangkal inflasi. Dan memang, sejarah membuktikan emas akan diborong orang apabila terjadi kepanikan yang bisa membahayakan ekonomi negara, seperti inflasi tinggi, krisis keuangan, atau perang.<br /><br />Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Inflasi bisa menggerogoti uang Anda. Kalau asumsi inflasi 15 persen/tahun, maka harga barang & jasa yang sekarang bernilai Rp 5 juta, akan menjadi Rp 10,06 juta atau dua kali lipat pada tahun ke-6, dan Rp 15,3 juta atau tiga kali lipat pada tahun ke-9, dan seterusnya.<br /><br />Menurut keparahannya, ada tiga tipe inflasi:<br /><br />1. Inflasi Moderat, yaitu apabila laju inflasi hanya berada di bawah dua digit per tahun (di bawah 10 persen)<br /><br />2. Inflasi Ganas, yaitu apabila laju inflasi berada pada dua digit per tahun (10 persen - 99 persen)<br /><br />3. Inflasi Hiper, yaitu apabila laju inflasi berada pada tiga digit per tahun (100 persen atau lebih)<br /><br />Tulisan ini akan membahas tentang apa yang bisa Anda lakukan agar bisa menghadapi inflasi. Bila Anda bukan termasuk pengambil keputusan di pemerintahan, Anda mungkin tidak bisa ikut menurunkan tingkat inflasi. Yang bisa Anda lakukan sebagai individu, hanyalah bagaimana agar Anda bisa mengambil 'keuntungan' dari terjadinya inflasi tersebut. Bagaimana caranya? Saya menyarankan agar Anda melakukan investasi pada instrumen yang akan naik pesat apabila terjadi inflasi tinggi. Apa itu? Emas.<br /><span class="fullpost">Ketika Cina diserbu Jepang pada masa Perang Dunia, rakyat Cina panik dan mereka berbondong-bondong menyerbu emas sehingga harga emas naik luar biasa. Di Indonesia, pada saat terjadi rush kebutuhan pokok di pasar swalayan pada 8 Januari 1998 (pagi hari sebelum pengumuman APBN oleh Presiden Suharto di hadapan DPR), harga emas juga langsung melonjak. Dalam selang satu dua hari saja, harga emas langsung naik kurang lebih sebanyak 1,5 kali. Dan harga tersebut, walaupun secara fluktuatif, cenderung naik terus waktu itu --sebelum akhirnya turun lagi ketika inflasi kembali berada di bawah dua digit.<br /><br />Fakta membuktikan, bila terjadi inflasi tinggi, harga emas akan naik lebih tinggi daripada inflasi. Semakin tinggi inflasi, semakin tinggi kenaikan harga emas. Statistik menunjukkan bahwa bila inflasi mencapai 10 persen, maka emas akan naik 13 persen. Bila inflasi 20 persen, maka emas akan naik 30 persen. Tetapi bila inflasi 100 persen, maka emas Anda akan naik 200 persen. Inilah kenapa Anda sebaiknya mempertimbangkan untuk berinvestasi dalam bentuk emas. Ini karena emas dipercaya sebagai investasi penangkal inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin baik kenaikan nilai emas yang Anda miliki. Tetapi, patut dicatat bahwa harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah, bahkan cenderung sedikit menurun apabila laju inflasi di bawah dua digit. Jadi, emas hanya akan bagus bila terjadi inflasi moderat (dua digit), dan akan lebih bagus lagi bila terjadi inflasi hiper (tiga digit). Investasi emas<br /><br />Emas tersedia dalam beberapa pilihan. Beberapa di antaranya yang paling dikenal adalah emas perhiasan dan emas batangan. Satu yang juga mulai populer di Indonesia adalah koin emas.<br /><br />Bila Anda berinvestasi emas untuk jangka pendek, biasanya akan sulit mendapatkan keuntungan kalau bentuknya emas perhiasan. Ini karena kalau Anda datang ke toko dan membeli emas perhiasan, Anda harus membayar harga emas plus ongkos pembuatannya. Nah, ketika suatu saat Anda menjualnya kembali, maka toko tidak akan mau membayar ongkos pembuatan dari perhiasan emas tersebut. Ia hanya akan membayar harga emasnya saja. Malah, masih untung sebetulnya kalau toko mau menerima emas perhiasan Anda. Beberapa toko kadang-kadang menolak penjualan emas perhiasan dari masyarakat. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah karena mereka takut kalau-kalau emas perhiasan itu tidak laku lagi apabila dijual. Jadi, kalaupun mereka membelinya lagi, mereka harus melebur emas tersebut.<br /><br />Karena itu, investasi dalam bentuk emas perhiasan lebih untung kalau disimpan untuk jangka panjang. Karena biasanya harga emas Anda sudah naik jauh dibanding ketika Anda membelinya.<br /><br />>Emas perhiasan tersedia dalam berbagai macam karat, di antaranya 18 - 24 karat. Untuk investasi, alangkah baiknya bila Anda memilih emas perhiasan senilai 24 karat. Ini karena kemungkinan emas perhiasan Anda bisa dijual kembali jauh lebih besar dibanding emas perhiasan yang 18 karat. Sekali lagi, investasi dalam bentuk emas perhiasan biasanya baru akan memberikan hasil yang menguntungkan dalam jangka panjang, bukan jangka pendek.<br /><br />Investasi emas yang menurut saya cukup baik adalah investasi emas dalam bentuk batangan (emas logam mulia). Emas ini cukup baik bila dijadikan investasi, dan siapapun tak menyangkal bahwa emas batangan -berbeda dengan emas perhiasan- mudah untuk dijual kembali. Selain itu, emas batangan tidak meminta ongkos pembuatan seperti halnya emas perhiasan. Karena itu, bila Anda ingin melakukan investasi emas, maka tak ada salahnya Anda mempertimbangkan investasi dalam bentuk emas batangan.<br /><br />Lainnya adalah Koin Emas ONH (ongkos naik haji). Maksudnya, dari koin emas ini diharapkan bisa sebagai alternatif investasi bagi mereka yang ingin menabung untuk mempersiapkan biaya ibadah Haji.<br /><br />Penamaan ONH ini sebetulnya hanya taktik pemasaran saja. Kenyataannya, walau namanya Koin Emas ONH, tetapi investasi ini sama saja dengan investasi emas lainnya karena harga emasnya sama saja. Harganya sama dengan harga emas yang mengikuti harga mata uang asing (dolar AS), dan aman terhadap inflasi. Artinya, orang yang tidak beragama Islam sekalipun bisa berinvestasi dalam Koin Emas ONH ini karena sebetulnya investasi ini sama saja dengan investasi emas lainnya. Bahkan, penamaan ONH pada Koin Emas tersebut sebetulnya akan sangat menguntungkan pemegangnya, karena emas tersebut akan lebih memiliki positioning yang lebih baik dalam pemasarannya.<br /><br />Koin Emas ONH dapat dibeli dan dijual kembali di cabang-cabang PT Pegadaian di seluruh Indonesia, toko emas, dan unit pengolahan dan pemurnian logam mulia PT Aneka Tambang Tbk. Ukurannya mulai dari berat 1, 5, dan 10 gram.<br /><br />Sumber: http://www.perencanakeuangan.com/files/Emas.html<br /></span></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-44377194792103771402009-04-15T11:24:00.000-07:002009-04-15T12:09:41.178-07:00Harga Dinar (Emas) Antara Pemilu ke Pemilu… <div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://geraidinar.com/images/pemilu04.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 258px; height: 175px;" src="http://geraidinar.com/images/pemilu04.jpg" alt="" border="0" /></a><br />Alhamdulillah bahwa gawe besar bangsa ini yang menyedot begitu banyak resources telah berlangsung dengan aman minggu ini. Perkiraan saya dunia usaha pada umumnya akan menyambut baik hasil pemilu legislatif tersebut, dan ini akan tercermin dalam aktifitas di pasar modal dan pasar uang setelah buka kembali besuk Senin 13/04/09.<br /><br />Memang belum ada statistik pasca pemilu yang memadai di Indonesia karena setiap pemilu adalah unique. Pemilu legislatif dan eksekutif yang digelar langsung baru kita alami tahun 2004; tahun ini adalah untuk kedua kalinya.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://geraidinar.com/images/pemilu99.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 255px; height: 173px;" src="http://geraidinar.com/images/pemilu99.jpg" alt="" border="0" /></a>Kalau kita belajar dari pemilu legislatif dan eksekutif 2004, kita bisa lihat dari grafik disamping bahwa pasar tidak beraksi positif pasca pemilu legislatif maupun pemilu eksekutif tahap I.<br /><br />Mengapa demikian ?, karena hasil pemilu legislatif 2004 maupun hasil pemilu esekutif tahap I yang digelar sekitar tiga bulan kemudaian belum memberikan clue atau arah yang jelas terhadap pasar mengenai siapa yang akan memimpin negeri ini saat itu.<br /><br />Hal ini sangat berbeda dengan pasca pemilu legislatif 1999 dimana pasar langsung bereaksi positif setelah pemilu digelar pada tanggal 7 Juni 1999. Ini terjadi karena hasil pemilu 1999 memberikan satu kepastian ke pasar, yaitu tumbangnya partai penguasa orde baru saat itu - Golkar yang kalah telak dengan PDI Perjuangan.<br /><br /><span class="fullpost">Karena saat itu pasar mengharapkan perubahan, maka begitu hasil pemilu memastikan perubahan akan terjadi – pasar langsung bereaksi positif yang diindikasikan dengan membaiknya nilai tukar Rupiah yang berlangsung sampai beberapa bulan kemudian.<br /><br />Ekspektasi pasar kali ini agak berbeda, terlepas dari berbagai kekurangan yang dimiliki pemerintah yang sekarang – nampaknya pasar tidak terlalu mengharapkan perubahan. Kontinyuitas kepemimpinan yang ada sekarang nampaknya masih diharapkan oleh pasar.<br /><br />Dampaknya ketika hasil pemilu legislatif 2009 mengindikasikan bahwa kontinyuitas ini yang akan terjadi, pasar insyaallah akan bereaksi positif. Insyaallah harga saham membaik, nilai tukar Rupiah membaik dan harga Dinar (emas) akan turun dalam pekan ini dan pekan-pekan kedepan.<br /><br />Pada saat nilai tukar Rupiah membaik bersamaan dengan musim harga emas dunia yang lagi rendah, maka insyaallah ini akan menjadi kesempatan yang baik bagi yang ingin memulai mengalihkan investasinya ke Dinar karena harga Dinar akan cenderung rendah.<br /><br />Sampai kapan rendahnya harga Dinar ini terjadi ?. Kalau tahapan-tahapan pemilu selanjutnya berjalan mulus – maka kemungkinan rezim harga Dinar rendah ini bisa akan berlangsung sampai akhir September ketika belahan bumi utara memasuki musim gugur dimana harga emas dunia akan mulai naik kembali, kemudian terus naik memasuki musim dingin tiga bulan kemudian dst.<br /><br />Sebaliknya, bila ada gangguan terhadap tahapan-tahapan pemilu selanjutnya, maka rendahnya harga Dinar yang didorong oleh membaiknya nilai Rupiah ini bisa jadi tidak berlangsung lama. Sedikit saja pasar membaca akan ada ketidak pastian, maka seluruh sentimen positif akan hilang dan nilai Rupiah akan kembali kacau.<br />Kemungkinan ketidak pastian tersebut bukannya tidak ada; ketidak puasan partai-partai besar terhadap hasil pemilu – bisa memicu ketidak pastian ini. Tergantung seberapa serius situasi ketidak pastian ini, tetapi Rupiah bisa memburuk kembali dengan cepat apabila ada ketidak pastian politik di negeri ini. [geraidinar.com]</span></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-44474248908827975482009-04-09T10:14:00.000-07:002009-04-15T11:58:04.722-07:00Mengelola Uang Berdasarkan Fungsinya… <div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://geraidinar.com/images/stories/fungsi1.png"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 300px; height: 241px;" src="http://geraidinar.com/images/stories/fungsi1.png" alt="" border="0" /></a><br />Dalam teori ekonomi, uang memiliki tiga fungsi yaitu sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange), sebagai Penyimpan Nilai (Store of Value) dan sebagai Satuan Perhitungan/Timbangan (Unit of Account).<br /><br />Ketiga fungsi ini seharusnya melekat pada uang yang kita gunakan, namun penggunaan uang kertas justru tidak dapat memenuhi ketiga fungsi tersebut sekaligus.<br /><br />Uang kertas hanya berfungsi secara optimal sebagai Alat Tukar atau Medium of Exchange. Sebagai Store of Value, nilainya tergerus oleh inflasi dari waktu ke waktu. Karena nilainya yang terus menurun ini maka uang kertas juga tidak bisa secara konsisten dipakai sebagai Unit of Account.<br /><br /><span class="fullpost">Kalau Anda memiliki rumah yang Anda beli 10 tahun lalu senilai Rp 400 juta; tanpa renovasi sekalipun sekarang nilainya diatas Rp 1 Milyar – maka dalam mata uang Rupiah seolah anda untung 150%; benarkah Anda untung ? darimana untungnya ? lha wong rumahnya ya tetap itu-itunya. Keuntungan semu ini terjadi karena bias Unit of Account yang Anda gunakan yaitu Rupiah.<br /><br />Uang Emas/Dinar atau Perak/Dirham yang sebenarnya sepanjang sejarah ribuan tahun bisa memerankan tiga fungsi uang tersebut secara sempurna.<br /><br />Namun karena rezim pemerintahan dunia 85 tahun terakhir hanya menggunakan uang kertas – dan bahkan 27 tahun terakhir melalui IMF melarang penggunaan emas sebagai referensi mata uang; maka Emas/Dinar dan Perak/Dirham belum bisa kita fungsikan sebagai uang dalam pengertian Alat Tukar atau Medium of Exchange secara optimal.<br /><br />Dalam hal uang, kita yang hidup di zaman ini menghadapi situasi dilematis. Uang kita yang resmi yaitu Rupiah, Dollar dlsb. dapat secara efektif kita gunakan sebagai alat tukar saat ini, namun uang kertas ini tidak dapat memerankan fungsi Store of Value dan Unit of Account. Uang kertas hanya secara efektif memerankan 1 dari tiga fungsi uang.<br /><br />Di sisi lain kita juga memiliki uang Dinar dan Dirham yang sudah terbukti efektif memerankan ketiga fungsinya; namun secara legal tidak diakui sebagai Alat Tukar atau Medium of Exchange. Praktis Dinar dan Dirham baru bisa memerankan 2 dari tiga fungsi uang.<br /><br />Lantas mana yang kita gunakan ?. Tergantung kebutuhan kita !.<br /><br />Komposisi uang kertas dan Dinar Anda tergantung berapa banyak yang Anda butuhkan sebagai Alat Tukar dan berapa banyak pula yang dibutuhkan sebagai Store of Value.<br /><br />Prinsip sederhananya seperti yang terlihat di grafik terbut diatas, semakin dekat penggunaan uang Anda – semakin besar fungsi Medium of Exchange berperan. Semakin jauh penggunaannya, semkin besar fungsi Store of Value-nya yang dibutuhkan.<br /><br />Untuk jual beli saat ini, kita membutuhkan uang kertas – maka tidak dianjurkan untuk menukar uang kertas ini dengan Dinar – apabila uang tersebut akan Anda butuhkan dalam waktu dekat.<br /><br />Sebaliknya untuk kebutuhan Anda jangka panjang seperti biaya masuk perguruan tinggi anak-anak, biaya pemeliharaan kesehatan hari tua, biaya pergi haji dlsb. Anda membutuhkan uang yang berfungsi efektif sebagai Store of Value – Dinar-lah jawaban praktisnya.<br /><br />Sebenarnya ada jawaban lain yang lebih baik; uang Anda tidak hanya efektif sebagi Store of Value tetapi juga menjadi Growing Assets – apabila Anda dapat berinvestasi di sector riil secara baik. Dalam hal ini ‘uang’ jangka panjang Anda dapat berupa pohon jati yang terus tumbuh, anak-anak sapi yang terus membesar, ayam dan itik yang semakin banyak, kebun-kebun yang semakin menghijau dslb.dlsb. Wallahu A’lam.[geraidinar.com]</span> </div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1897057728744696509.post-47372547289638386022009-03-08T03:47:00.000-07:002009-04-09T10:37:36.525-07:00Mengenal Dinar Dirham<div style="text-align: justify;">Karena banyaknya pengunjung yang mengira bahwa Dinar Iraq dan lain sebagainya adalah sama dengan Dinar Islam. Maka perlu saya buat penjelasan yang sangat jelas bahwa Dinar Iraq dan sejenisnya adalah tidak sama dan bukan Dinar Islam. Dinar Iraq adalah uang kertas biasa, sedangkan Dinar Islam adalah uang emas 22 karat 4.25 gram.<br /><br />Lebih jauh agar kita mengenal Dinar Islam ini lebih dekat, berikut saya petikkan uraian dari buku saya (Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham) yang menjelaskan detil tentang Dinar Islam.<br /><br /><a href="http://i244.photobucket.com/albums/gg5/geraidinar/dinar-LM-only.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px;" src="http://i244.photobucket.com/albums/gg5/geraidinar/dinar-LM-only.gif" alt="Islamic Dinar and Dirham" border="0" /></a>Uang dalam berbagai bentuknya sebagai alat tukar perdagangan telah dikenal ribuan tahun yang lalu seperti dalam sejarah Mesir kuno sekitar 4000 SM – 2000 SM. Dalam bentuknya yang lebih standar uang emas dan perak diperkenalkan oleh Julius Caesar dari Romawi sekitar tahun 46 SM. Julius Caesar ini pula yang memperkenalkan standar konversi dari uang emas ke uang perak dan sebaliknya dengan perbandingan 12 : 1 untuk perak terhadap emas. Standar Julius Caesar ini berlaku di belahan dunia Eropa selama sekitar 1250 tahun yaitu sampai tahun 1204.<span class="fullpost"><br /><br />Di belahan dunia lainnya di Dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar dan Dirham juga digunakan sejak awal Islam baik untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya Kekhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924.<br /><br />Standarisasi berat uang Dinar dan Dirham mengikuti Hadits Rasulullah SAW,<i> ”Timbangan adalah timbangan penduduk Makkah, dan takaran adalah takaran penduduk Madinah”</i> (HR. Abu Daud).<br /><br />Pada zaman Khalifah Umar bin Khattab sekitar tahun 642 Masehi bersamaan dengan pencetakan uang Dirham pertama di Kekhalifahan, standar hubungan berat antara uang emas dan perak dibakukan yaitu berat 7 Dinar sama dengan berat 10 Dirham.<br /><br />Berat 1 Dinar ini sama dengan 1 mitsqal atau kurang lebih setara dengan berat 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya . Dari Dinar-Dinar yang tersimpan di musium setelah ditimbang dengan timbangan yang akurat maka di ketahui bahwa timbangan berat uang 1 Dinar Islam yang diterbitkan pada masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan adalah 4.25 gram, berat ini sama dengan berat mata uang Byzantium yang disebut Solidos dan mata uang Yunani yang disebut Drachma.<br /><br />Atas dasar rumusan hubungan berat antara Dinar dan Dirham dan hasil penimbangan Dinar di musium ini, maka dapat pula dihitung berat 1 Dirham adalah 7/10 x 4.25 gram atau sama dengan 2.975 gram .<br /><br />Sampai pertengahan abad ke 13 baik di negeri Islam maupun di negeri non Islam sejarah menunjukan bahwa mata uang emas yang relatif standar tersebut secara luas digunakan. Hal ini tidak mengherankan karena sejak awal perkembangannya-pun kaum muslimin banyak melakukan perjalanan perdagangan ke negeri yang jauh. Keaneka ragaman mata uang di Eropa kemudian dimulai ketika Republik Florence di Italy pada tahun 1252 mencetak uangnya sendiri yang disebut emas Florin, kemudian diikuti oleh Republik Venesia dengan uangnya yang disebut Ducat.<br /><br />Pada akhir abad ke 13 tersebut Islam mulai merambah Eropa dengan berdirinya kekalifahan Usmaniyah dan tonggak sejarahnya tercapai pada tahun 1453 ketika Muhammad Al Fatih menaklukkan Konstantinopel dan terjadilah penyatuan dari seluruh kekuasan Kekhalifahan Usmaniyah.<br /><br />Selama tujuh abad dari abad ke 13 sampai awal abad 20, Dinar dan Dirham adalah mata uang yang paling luas digunakan. Penggunaan Dinar dan Dirham meliputi seluruh wilayah kekuasaan Usmaniyah yang meliputi tiga benua yaitu Eropa bagian selatan dan timur, Afrika bagian utara dan sebagian Asia.<br /><br />Pada puncak kejayaannya kekuasaan Usmaniyah pada abad 16 dan 17 membentang mulai dari Selat Gibraltar di bagian barat (pada tahun 1553 mencapai pantai Atlantik di Afrika Utara ) sampai sebagian kepulauan nusantara di bagian timur, kemudian dari sebagian Austria, Slovakia dan Ukraine dibagian utara sampai Sudan dan Yemen di bagian selatan. Apabila ditambah dengan masa kejayaan Islam sebelumnya yaitu mulai dari awal kenabian Rasululullah SAW (610) maka secara keseluruhan Dinar dan Dirham adalah mata uang modern yang dipakai paling lama (14 abad) dalam sejarah manusia.<br /><br />Selain emas dan perak, baik di negeri Islam maupun non Islam juga dikenal uang logam yang dibuat dari tembaga atau perunggu. Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman haqiqi atau thaman khalqi) sedangkan uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai <i> fulus</i> dan menjadi alat tukar berdasar kesepakatan atau thaman istilahi. Dari sisi sifatnya yang tidak memiliki nilai intrinsik sebesar nilai tukarnya, <i>fulus</i> ini lebih dekat kepada sifat uang kertas yang kita kenal sampai sekarang .<br /><br />Dinar dan Dirham memang sudah ada sejak sebelum Islam lahir, karena Dinar (Dinarium) sudah dipakai di Romawi sebelumnya dan Dirham sudah dipakai di Persia. Kita ketahui bahwa apa-apa yang ada sebelum Islam namun setelah turunnya Islam tidak dilarang atau bahkan juga digunakan oleh Rasulullah SAW– maka hal itu menjadi ketetapan (Taqrir) Rasulullah SAW yang berarti menjadi bagian dari ajaran Islam itu sendiri, Dinar dan Dirham masuk kategori ini.<br /><br /><a href="http://i244.photobucket.com/albums/gg5/geraidinar/Dinar-LM-cert.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px;" src="http://i244.photobucket.com/albums/gg5/geraidinar/Dinar-LM-cert.gif" alt="Islamic Dinar & Dirham Produced by Logam Mulia Indonesia - With The Weight & Purity Certification By KAN (Indonesia) an LBMA (UK -London) " border="0" /></a>Di Indonesia di masa ini, Dinar dan Dirham hanya diproduksi oleh Logam Mulia - PT. Aneka Tambang TBK. Saat ini Logam Mulia-lah yang secara teknologi dan penguasaan bahan mampu memproduksi Dinar dan Dirham dengan Kadar dan Berat sesuai dengan Standar Dinar dan Dirham di masa awal-awal Islam.<br /><br />Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu <i> London Bullion Market Association</i> (LBMA).<br /><br />Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar dan Dirham pada berat dan kadarnya - bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keping - maka berat dan kadar emas untuk Dinar serta berat dan kadar perak untuk Dirham produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk kita sebut sebagai Dinar dan Dirham Islam zaman sekarang. [sumber: geraidinar]</span><br /></div>Musliminhttp://www.blogger.com/profile/10012666428093125833noreply@blogger.com1